Roti Hidup #3 – Supremasi Kristus

Posted on

Yohanes 6:30-40
Pdt. J. Putratama Kamuri

Di dalam pembahasan pertama (ay. 1-15) kita melihat mengenai fakta kasih karunia Tuhan di dalam kekurangan, termasuk di dalamnya Allah menjawab kekurangan-kekurangan manusia. Ketika orang-orang ini mengalami lapar dan tidak ada makanan, Tuhan bekerja di dalam kekurangan itu. Dia memberi makan dari lima roti dan dua ikan kepada kira-kira 5.000 laki-laki saja (diperkirakan ± 10.000-12.000 orang termasuk perempuan dan anak-anak). Yesus menjawab kebutuhan di dalam kekurangan manusia.

Allah tidak sekedar memberikan jawaban dengan memberi makanan dan minuman kepada manusia, tetapi Allah juga melatih dan mengajar umat-Nya di dalam kekurangan. Kita harus melihat kekurangan bukan hanya sebagai pergumulan, tetapi sebagai kesempatan di mana Allah mendidik dan mengajar mereka. Di dalam kekurangan Allah melatih murid-murid hari itu untuk belajar beriman kepada Dia. Kepada murid-murid – bahkan di dalam kekurangan – Allah mengajak dan melatih mereka untuk melayani sehingga kekurangan bukan alasan untuk tidak beriman. Kekurangan bukanlah alasan bagi orang percaya untuk tidak melayani sesamanya, bahkan di dalam pelayanan-pelayanan yang bersifat sosial atau pelayanan-pelayanan yang sifatnya lahiriah. Allah memberikan berkat yang berlimpah dan Allah mengajar mereka melalui Kristus untuk mengatur berkat dalam kelimpahan dan bagaimana hidup di dalam kelimpahan. Sisa 12 bakul tidak dibuang meskipun sang pemberi roti itu ada di sana. Kelimpahan diberikan sebagai berkat untuk mencukupkan hidup hari itu, sekaligus hidup di masa yang akan datang. Tetapi tampaknya dari cerita ini, Yohanes bahkan Yesus Kristus sendiri tidak mau berhenti pada mujizat yang sifatnya lahiriah. Tanda lahiriah adalah petunjuk kepada sebuah realitas spiritual, petunjuk kepada apa yang harus dicari oleh manusia. Maka roti dari jelai yang sifatnya lahiriah ini adalah petunjuk kepada Yesus Kristus yang adalah roti hidup. Dialah yang harus dicari oleh manusia.

Roti yang diberikan oleh Musa atau manna yang turun dari surga yang menurut orang Israel diberikan oleh Musa kepada nenek moyang mereka dan roti yang diberikan oleh Yesus Kristus ini hanyalah simbol yang menunjuk kepada suatu realita yang lebih besar dan mulia, yaitu Yesus Kristus sebagai roti hidup. Ada banyak hal yang ingin Yesus ajarkan melalui peristiwa lima roti dan dua ikan.

Kemudian (ay. 22-29), setelah Yesus membuat tanda-tanda, banyak orang mencari Yesus, bahkan mereka melewati situasi yang sulit. Mereka bersusah payah mencari Yesus, tetapi mereka tidak menyerah terhadap tantangan dan kesulitan ketika mereka mencari Yesus. Tetapi anehnya ketika mereka bersusah payah meresikokan nyawa, waktu, dan tenaga mereka untuk berjumpa dengan Yesus, Yesus tidak menerima mereka secara positif, tetapi Yesus memberikan sambutan yang seolah-olah negatif terhadap mereka. Mengapa sudah mencari Yesus tetapi tetap salah? Karena mereka melakukan pencarian ini sebagai sebuah pencarian yang salah dan sia-sia. Ada dua alasan:

Pertama, orang-orang ini ingin berjumpa dengan Yesus tetapi mereka cari Yesus tanpa kenal siapa Yesus. Yesus mau kita kenal siapa Dia, baru kita mencari Dia. Jika kita sudah jumpa dengan Yesus yang sejati, kita tidak mungkin berhenti mencari Dia dan tidak perlu dipaksa untuk mencari Dia, karena kita sedang berbicara mengenai perjumpaan dengan pribadi yang sangat mulia dan agung, pribadi yang akan menawan hati kita sehingga kita tidak mungkin tidak mencari Dia. Jika kita tidak mengenal Dia, untuk apa kita cari Dia?

Kedua, Yesus berkata bahwa mereka mencari Dia karena baru kemarin Yesus memberi mereka roti. Ini bukanlah sebuah pencarian yang lahir dari cinta kepada Kristus tetapi sebuah pencarian yang lahir dari perut yang kenyang. Mereka cari Yesus karena mereka tahu bahwa Yesus dapat memberi mereka makan. Allah menginginkan orang-orang yang mencari Dia tanpa motif yang lain. Kita mencari Dia karena kita mengasihi Dia. Orang-orang ini berfokus kepada hal yang bersifat lahiriah. Tidak ada yang salah karena Tuhan memberi roti kepada mereka. Berarti hal-hal yang sifatnya lahiriah adalah sesuatu yang penting untuk mempertahankan hidup kita. Tetapi hal-hal lahiriah diberikan kepada kita supaya kita memiliki pemahaman yang lebih dalam lagi mengenai apa yang seharusnya kita cari. Berkat diberikan agar kita mengarahkan mata kepada sumber berkat. Roti diberikan agar mata kita diarahkan kepada roti hidup. Ini adalah cara Tuhan ketika Dia bekerja.

Melalui cerita anak bungsu yang hilang bukan hanya ingin menunjukkan kepada kita mengenai kasih karunia Allah, tetapi juga kasih karunia Kristus, Sang Anak Sulung yang sejati.

Maka jika ada sesuatu yang harus kita perjuangkan untuk dicari dan dijumpai, itu adalah Kristus, Firman yang hidup. Jika ada sesuatu yang harus kita cari, maka kita harus mencari Firman yang tertulis karena Firman yang tertulis (Perjanjian Lama & Perjanjian Baru) adalah Firman yang berpusat kepada Kristus. Segala sesuatu yang ada di dalamnya dituliskan supaya kita mengenal Kristus melaluinya. Maka kita harus mencari Firman yang hidup di dalam Firman yang tertulis, supaya melalui Alkitab kita bukan hanya berjumpa dengan Kristus, tetapi makin lama makin mengenal Dia dan percaya kepada Dia yang diutus.

Di dalam ayat 30 orang-orang ini seolah ingin bertanya mengapa mereka harus percaya. Ini adalah sebuah pertanyaan yang hari ini juga mungkin ada di dalam hati kita. Mengapa saya harus percaya kepada Yesus? Maka Yesus memberi jawaban bahwa kita harus percaya karena Dia adalah roti hidup yang diberikan oleh Bapa.

Orang-orang Yahudi meminta tanda-tanda supaya mereka dapat percaya. Ini menjadi aneh karena Yesus telah banyak memberikan tanda-tanda di dalam pasal 6:2. Kita juga menemukan di dalam ayat 14 bahwa Yesus memberikan tanda yang lebih jelas lagi, yaitu Dia memberi makan kepada mereka. Tanda tidak kurang. Di dalam ayat 26 Yesus berkata bahwa Ia membuat tanda tetapi mereka tidak lihat. Mereka melihat secara lahiriah, bahkan mereka melihat Anak Allah, namun mereka tidak percaya karena mereka tidak mengerti. Lalu kemudian pertanyaannya sekarang adalah tanda apa yang dituntut oleh orang banyak?

Di dalam ayat 30 & 34, mereka seolah ingin mengatakan bahwa Yesus harus memberikan tanda seperti yang mereka mau dan bukan seperti yang Yesus kerjakan. Tanda yang dibuat oleh Yesus tidak cukup. Mereka ingin Yesus memberikan roti secara lahiriah yang dapat mengenyangkan perut mereka sebagai tanda bahwa Yesus adalah utusan Allah dan memelihara mereka. Dalam Perjanjian Lama, roti dipakai sebagai tanda providensia Allah. Maka mereka berkata kepada Yesus agar Yesus mengerjakan tanda itu sekali lagi supaya mereka percaya. Yesus menolak permintaan mereka. Bukankah ini adalah akar pemikiran mereka ketika mereka membandikan Yesus dengan Musa?

Pada zaman Musa, manna turun dari surga dan cukup untuk makan orang-orang Israel 3x sehari selama 40 tahun perjalanan. Mereka menuntut Yesus melakukan seperti apa yang dilakukan oleh Musa. Di dalam ayat 34, setelah Yesus berkata bahwa Dia akan memberi roti yang memberi hidup selama-lamanya, mereka langsung mengatakan berikan kepada mereka roti itu agar mereka tidak perlu mencari-cari makanan lagi dan mereka dapat percaya kepada Yesus karena seluruh kebutuhan lahiriah mereka telah terpenuhi. Jika Yesus adalah pemimpin yang menawarkan kemakmuran kepada manusia, maka Ia akan memenuhi permintaan orang banyak itu. Tetapi Yesus tidak mengajarkan teologi kemakmuran.

Hari ini gereja lebih suka menawarkan apa yang diminta oleh orang banyak, tetapi gereja gagal untuk memberikan apa yang ditawarkan oleh Yesus kepada orang banyak. Jika kita ingin berbicara mengenai kegagalan gereja hari ini, maka ini adalah kegagalan kita. Kita berpikir bahwa jika gereja sudah mencukupkan kebutuhan semua manusia, maka orang akan mengikut Kristus. Yesus melakukan banyak mujizat dan mencukupkan kebutuhan banyak orang, namun mereka tetap saja tidak percaya.

Jangan pikir bahwa ketika hidup kita telah dipelihara maka kita akan menjadi orang yang mengikut Kristus. Ketika kita mendapatkan harta kekayaan, lalu harta kekayaan itu menawan hati kita dan bukan Kristus yang menawab hati kita, maka jangan pikir melalui pemberian Allah kita akan terikat kepada Allah. Yesus berkata bahwa lebih mudah seekor unta masuk ke dalam lubang jarum dari pada orang kaya masuk surga. Yesus tidak memberikan apa yang mereka minta, yaitu pertama, tanda yang jelas, paling kuat, dan sempurna untuk menunjukkan providensia Allah. Dan kedua, mereka meminta tanda yang paling spektakuler. Tanda yang diminta bukan hanya tanda yang menunjukkan providensia Allah, tetapi tanda yang diberikan harusnya adalah tanda yang paling spektakuler dari apa yang ditawarkan oleh Musa. Maka perbandingannya adalah roti jelai yang diberikan oleh Yesus adalah roti biasa yang diberikan untuk 5.000-12.000 orang dan mujizat ini hanya terjadi satu kali, sedangkan roti yang turun dari surga (manna) pada zaman Musa adalah roti yang cukup untuk makan 2 juta orang Israel 3x sehari selama 40 tahun. Dari jenis makanan yang diberikan, Musa lebih spektakuler. Maka maksud dari orang banyak ini yaitu Yesus harus memberikan tanda yang lebih spektakuler dari pada yang dikerjakan oleh Musa agar mereka dapat percaya kepada Dia. Kemudian Yesus mengarahkan mereka kepada pembicaraan mengenai roti hidup. Mengapa?

Hal pertama yang harus dipelajari yaitu Yesus Kristus adalah tanda yang paling jelas, paling kuat, paling sempurna, dan paling spektakuler di dalam tindakan Allah untuk melakukan providensia. Yesus mengarahkan mata mereka kepada diri-Nya.

Dalam ayat 32-33 terjemahan LAI menggunakan kalimat “ialah roti yang turun dari surga.” Tetapi jika kita melihat di dalam teks aslinya atau teks bahasa Inggris, Ketika berbicara mengenai “roti yang benar”, Yesus memakai “He”, bukan “it.” Hal ini berbicara mengenai satu pribadi (maskulin; tunggal). Roti yang benar yang diberikan Bapa hari ini adalah Dia yang turun dari surga yang memberi hidup kepada dunia. Yesus memberikan perbandingan karena mereka membandingkan Yesus dengan Musa.

Yesus berkata bahwa roti yang diberikan oleh Musa dan roti yang Ia berikan sama-sama berasal dari Allah. Berarti Yesus ingin mengatakan bahwa memang roti jelai yang Ia berikan milik seorang anak miskin, namun Ia berdoa kepada Allah dan Allah memberkatinya. Berarti roti itu berasal dari Allah, sama seperti roti yang turun dari dari surga. Bahkan yang dari bumi ini pun datangnya dari Allah. Tetapi yang kedua, roti yang diberikan Musa kepada Israel tidak lebih spektakuler dari pada roti yang Yesus tawarkan kepada mereka.

Di dalam ayat 30 Yesus mengatakan bahwa Ia adalah roti hidup. Roti yang diberikan oleh Musa membuat Israel kelaparan lagi. Bahkan ayat 45-47 dikatakan bahwa setelah mereka makan roti jelai itu, mereka tetap akan mati. Tetapi kalau mereka makan roti dari surga yang Allah berikan itu, (tubuh dan darah Yesus), maka mereka tidak akan mati lagi selama-lamanya. Satu kali untuk selamanya. Musa memberikan makanan untuk 2 juta orang Israel, tapi kemudian Yesus berkata bahwa Dia datang untuk seluruh dunia (ay. 33). Roti ini adalah roti yang berpribadi, maka Dia menyebut diri-Nya roti hidup. Musa memberi roti yang mati, tetapi Yesus memberi roti yang hidup, yaitu diri-Nya sendiri.

Mereka mengakui yang diberikan oleh Yesus sekarang jelas lebih mulia dari yang ditawarkan oleh Musa. Setelah Yesus memberi penjelasan dan mereka mengerti, mereka berkata “berikanlah itu kepada kami.” Mereka mengakui bahwa yang diterima oleh nenek moyang mereka tidak lebih besar dan tidak lebih mulia dari yang ditawarkan oleh Yesus Kristus. Maka sekarang mereka sangat menginginkan roti itu. Tetapi sayangnya, yang mereka harapkan masih tetap roti lahiriah yang sekali makan kenyang untuk selama-lamanya.

Dari seluruh penjelasan yang Yesus berikan, Ia seolah ingin mengatakan bahwa jika mereka membutuhkan dua tanda itu, maka datanglah kepada-Nya, kenalilah Dia, maka mereka akan melihat dua tanda ini: pemeliharaan Allah yang paling jelas, paling kuat, sempurna dan ultimat, maka lihatlah kepada Yesus sang roti hidup yang tersalib itu. Yesus adalah tanda yang mereka nantikan.

Berkali-kali orang-orang Israel minta tanda dan Yesus memberi tanda diri-Nya sendiri. Yesus tidak membawa mereka untuk melihat tanda-tanda ajaib dan spektakuler seperti yang hari ini ditawarkan oleh banyak gereja, tetapi Yesus menawarkan diri- Nya. Yesus berkata percayalah dan jangan ragu-ragu. Yesus memberi memberi tubuh-Nya untuk menyelamatkan kita. Yesus tidak hanya mengatakan diri-Nya yang memberi roti itu, tetapi Bapa yang memberikan. Ini adalah pemberian yang terbaik. Dia telah memberikan anak-Nya supaya anak-Nya datang menjadi manusia. Setelah jadi manusia Dia mengalami penderitaan yang hebat supaya menyelamatkan kita dan memelihara kita melalui hidup-Nya. Jika Dia telah memberikan yang terbaik, Dia tidak mungkin tidak memberikan apa yang benar-benar kita butuhkan. Yang terbaik sudah diberikan, maka yang lain juga sanggup Dia berikan. Kita memiliki dasar untuk berharap. Tanda pemeliharaan Allah bagi kita adalah roti hidup yang dipecah-pecahkan di atas kayu salib. Tanda yang paling spektakuler adalah Allah yang datang berinkarnasi ke dalam dunia menjadi manusia bagi umat-Nya. Allah menyediakan tubuh anak-Nya bagi manusia sebagian roti yang dipecah-pecahkan dan darah-Nya menjadi anggur yang harus diminum oleh mereka demi keselamatan mereka.

Ada satu mujizat yang tidak pernah bisa disepakati oleh Kristen dan agama-agama yang lain, yaitu Allah menjadi manusia. Mujizat ini terlalu spektakuler melampaui kapasitas akal manusia untuk memahaminya dan Allah telah melakukannya. Maka saya mau ingatkan kita, jangan pernah menghina Allah dengan meminta tanda-tanda yang terlalu remeh karena Dia telah memberikan tanda yang paling mulia, paling jelas, paling spektakuler. Tugas dan tanggung jawab kita adalah percaya, entah tanda itu masih diberikan atau tanda itu tidak lagi diberikan.

Mengapa kita harus percaya kepada Kristus? karena Kristus adalah tanda providensia Allah. Kristus adalah tanda paling spektakuler yang bisa kita lihat di dalam dunia ini. Tidak ada mujizat lebih besar daripada diri-Nya sendiri. Ada yang berkata bahwa mujizat terbesar adalah kelahiran baru. Ya, saya percaya itu. Tetapi kelahiran baru tidak lebih besar daripada Kristus karena Kristus adalah prasyarat bagi kelahiran baru. Ini adalah hal yang pertama. Yesus berkata bahwa Dia adalah roti hidup. Berarti Dia adalah tanda paling jelas, tanda paling sempurna untuk menunjukkan provinsi Allah dan Dia adalah roti hidup karena Dia adalah tanda paling spektakuler yang bisa kita lihat. Diberikan oleh Allah supaya kita percaya kepada Kristus.

Kedua, Yesus bukan hanya mengatakan bahwa Dia adalah tanda providensia Allah dan tanda yang paling spektakuler, tetapi dari tanda Yesus berbicara mengenai pribadi. Dia adalah roti hidup, berarti Dia adalah pribadi yang paling mulia, pribadi yang paling suci yang dibutuhkan oleh manusia, yang harus dijumpai oleh manusia demi keselamatan mereka.

Orang-orang itu membandingkan Yesus dengan Musa karena bagi mereka Musa memberikan tanda yang lebih spektakuler. Tetapi Yesus ingin mengatakan bahwa mereka terlalu mudah tertipu oleh tanda-tanda, bahkan yang dikerjakan oleh nabi yang sejati.

Di dalam sejarah Alkitab, Allah lebih banyak memakai orang-orang yang biasa sebenarnya. Pahlawan yang sesungguhnya di dalam kerajaan Allah bukanlah para rasul. Rasul-rasul sebenarnya adalah orang-orang yang pengecut yang mengikuti Yesus. Tetapi kemudian setelah Yesus bangkit dari antara orang mati, baru kemudian mereka berubah.

Ketika Yesus membangun kerajaan Allah dan menyatakan Kerajaan Allah di bumi, Yesus memilih 12 orang penakut. Ketika Kristus membangun kerajaan-Nya, kita menemukan bahwa Dia membawa orang-orang yang tidak berguna lalu kemudian Dia membentuk mereka menjadi orang-orang kita kenal sebagai pahlawan di dalam Kekristenan hari ini. Ini adalah petunjuk bagi kita bahwa pahlawan sejati dalam kerajaan Allah adalah Kristus. Yesus adalah anak Daud. Bagaimana Daud membangun kerajaan-Nya? Jika kita membaca dengan teliti maka kita akan menemukan bahwa Allah membawa kepada Daud penyamun- penyamun. Kemudian di dalam pasal-pasal selanjutnya mereka disebut sebagai pahlawan-pahlawannya Daud. Tetapi Allah mengizinkan Daud membangun kerajaan Israel yang paling besar dan paling mulia. Bagi orang Israel, representasi kerajaan Allah yaitu kerajaan Daud. Dan Daud membangun kerajaannya dari para penyamun, dari orang-orang yang tidak berguna, dari orang-orang yang dikejar hutang. Demikian juga kita. Kita disebut berkali-kali dalam Alkitab sebagai orang yang berdosa. Kitalah penyamun itu. Kita berhutang kepada Allah. Tidak ada satu orang yang lebih superior dari pada yang lain di dalam kerajaan Allah.

Oleh karena tanda-tanda ajaib yang dibuat oleh Musa, maka orang-orang berpikir Yesus tidak lebih besar dari Musa. Mata yang mereka pakai untuk melihat justru menipu mereka. Yesus berkata bahwa ini adalah natur manusia. Manusia sering tertipu oleh apa yang dia lihat.

Ketika Yesus melihat mereka, Yesus seolah ingin berkata bahwa Allah seringkali tidak memakai apa yang kita lihat sebagai hal yang spektakuler. Memang Allah memakainya, namun sering kali Allah memakai sesuatu yang tidak tampak spektakuler di mata manusia. setan sering memakai mujizat dan hal-hal spektakuler untuk menipu manusia, untuk membuat kita tidak peduli dengan kebenaran. Maka Yesus menunjukkan kepada mereka Yesus Kristus yang sederhana itu, tetapi sekaligus memberi petunjuk bahwa Yesus lebih mulia dari Musa. Yesus menunjukkan kepada orang banyak hari itu bahwa Dia bukan hanya tanda, tetapi Dia adalah pribadi yang lebih besar dari Musa. Musa adalah nabi paling besar di dalam Perjanjian Lama bagi orang Yahudi. Jika Yesus lebih besar dari Musa, maka tidak ada lagi orang yang lebih besar dari Yesus Kristus.

Yesus seolah ingin mengatakan bahwa Musa adalah orang besar, tetapi dunia bisa hidup tanpa Musa dan orang-orang besar. Tetapi Yesus adalah roti hidup. Dunia tidak bisa hidup tanpa Kristus. Maka Yesus berkata bahwa kita harus makan tubuh-Nya dan minum darah-Nya, karena kita tidak bisa hidup tanpa berjumpa dan percaya dengan Kristus. Maka jika ada orang besar di dalam dunia ini, mereka boleh ada dan boleh tidak ada. Tetapi ada satu pribadi yang lebih besar dari pribadi besar manapun di dalam dunia yang tidak boleh tidak ada, yaitu Yesus Kristus.

Yesus Mulia bukan karena Dia membuat mujizat seperti nabi dan rasul, karena setan dan nabi palsu juga bisa membuat mujizat. Tetapi Yesus mulia karena pada dasarnya Dia adalah pribadi yang mulia, roti hidup itu lebih dari pada Musa. Yesus adalah pemberian terbaik dari Allah dan pemberian yang tidak dapat ditiru. Yesus memberikan kepada dunia sesuatu yang tidak bisa diberikan oleh Musa. Supremasi Kristus atas leluhur Israel, sumpremasi Kristus atas seluruh manusia di dunia ini. Untuk memperoleh keselamatan dan kekekalan, kita tidak memiliki jalan yang lain kecuali percaya kepada Yesus. Jika demikian, jangan tertipu dengan fenomena.

Terkadang khotbah mengenai Kristus yang tersalib adalah sebuah khotbah yang sangat sederhana sehingga orang tidak tertarik dengan khotbah mengenai Kristus yang tersalib. Tetapi justru Kristus yang tersalib adalah inti dari seluruh Kitab Suci. Dia yang tersalib, bangkit, dan naik ke surga ini adalah dari Injil. Paulus sadar bahwa ini adalah batu sandungan bagi Yahudi dan kebodohan bagi Yunani karena ini adalah berita yang terlalu biasa. Bahkan bagi yang lain ini adalah sesuatu yang tidak mungkin. Tetapi Yesus berkata bahwa ini harus terjadi supaya keselamatan tergenapi di dalam kehidupan kita. Maka jadilah orang Kristen yang mencari pribadi Kristus dan karya-Nya. Jangan mencari yang lain. Hal lain bisa datang sebagai konsekuensi, bisa juga tidak datang jika Allah tidak ingin memberikannya. Tetapi tanda cinta kasih yang paling dalam adalah Kristus. Hal yang paling kita butuhkan secara spiritual untuk kehidupan kita adalah Kristus. Hal ini menjadi fondasi bagi harapan kita secara lahiriah, bahkan di dalam situasi sulit hari ini.

Jika kita terpesona kepada tanda-tanda, maka kita mudah sekali ditipu, termasuk oleh pendeta-pendeta yang pada dasarnya penipu. Jika memang allah mereka hidup, allah mereka akan menggenapi klaim mereka. Tetapi jika allah mereka mati, allah mereka adalah allah yang tidak bisa berbicara, allah yang punya telinga tetapi tidak bisa mendengar, yang punya mata tetapi tidak bisa melihat. Karena memang itu adalah allah yang mati, maka dia tidak bisa menggenapi apapun.

Jangan terpesona dengan tanda, karena Kristus pun tidak terlihat spektakuler – dengan mata –dari Musa. Kita harus mengarahkan mata kita kepada pribadi ini dan kita bersyukur karena Alkitab memberi penjelasan dengan jelas bahwa ketika Yesus mengatakan Dialah roti hidup, Dia lebih besar dan mulia dari Musa, maka yang dibutuhkan bukan Musa, tetapi yang dibutuhkan adalah Kristus. Musa tidak dapat memberikan apa yang diberikan oleh Kristus: keselamatan dan kehidupan kekal.

Ketiga, ketika Yesus berkata Dialah roti hidup, Dia ingin mengatakan bahwa Dia adalah Allah. Dia bukan hanya sekedar tanda spektakuler, Dia bukan hanya pribadi manusia yang lebih mulia dari Musa dan manusia lain, tetapi Dia adalah Allah.

Ketika Yesus berkata, “Aku adalah”, Dia menggabungkan dua hal: Pertama, klaim “Aku adalah” dan klaim “roti hidup.” Istilah “Aku adalah” dari bahasa Yunani yaitu ego eimi. Istilah ini dipakai oleh orang Yahudi ketika menerjemahkan nama Allah (YHWH) ketika Musa bertanya di dalam Keluaran 3:14. YHWH berbicara mengenai Tuhan yang hidup, Tuhan yang perkasa, Tuhan yang berdaulat, Tuhan penebus, penyelamat yang tidak mungkin gagal. Israel mengenal Dia sebagai Allah yang besar, Allah yang tidak terjangkau oleh manusia, namun Israel pada saat yang sama mengenal Dia sebagai Allah yang masuk ke dalam relasi. Alah ini berkata bahwa Dia mengasihi umat-Nya. YHWH ini adalah YHWH yang mendengar teriak mereka minta tolong sehingga Dia hadir di Mesir untuk menyelamatkan mereka dari tanah perbudakan. Allah yang hidup, yang besar, yang mau masuk ke dalam relasi dengan manusia.

Yesus mengatakan istilah ego eimi, berarti Yesus mengambil nama Allah yang menampakan diri kepada Musa di tengah-tengah semak belukar yang tidak berguna untuk menunjukkan bahwa Dia adalah Allah yang hidup yang hadir hanya dalam Perjanjian Lama dan sekali lagi hadir di tengah-tengah umat manusia yang tidak Dia butuhkan. Ini adalah klaim keilahian Yesus secara tidak langsung. Dia adalah Allah yang hadir di dalam dunia untuk menjawab kebutuhan manusia meskipun Dia tidak membutuhkan manusia. Dia hadir di tengah-tengah dunia untuk menyelamatkan mereka dan menebus mereka. Dan karena Dia adalah Allah yang hidup dan perkasa, maka penebusan memberikan kehidupan dan Dia tidak mungkin gagal.

Dan sekarang Yesus mengaitkan “Aku adalah” atau ego eimi (YHWH) dengan roti yang hidup. Bagi orang Yahudi roti adalah kebutuhan pokok. Seluruh hidup mereka adalah perjuangan untuk mencari roti dan mencukupkan kebutuhan mereka. Ketika Yesus berkata “Aku adalah” dan ”roti hidup”, berarti Dia adalah Allah yang menjadi kebutuhan hidup manusia yang sesungguhnya. Jika selama ini mereka hidup untuk mencari roti, maka sekarang mereka harus mencari pengenalan terhadap Dia, atau mereka akan binasa. Jika roti adalah kebutuhan utama manusia untuk memperoleh hidup secara spiritual, maka itu adalah Kristus.

Hari ini kita beribadah, bahkan di tengah-tengah pandemi yang menakutkan. Istilah new normal bukan berarti sudah normal, tapi kita menghidupi kehidupan yang normal di dalam situasi yang sama sekali berbeda. Setiap hari kita bisa saja berhadapan dengan penyakit, bahkan kematian. Tetapi kita menjalani hidup di hadapan Allah, bahkan Allah ini adalah Allah yang hidup bersama-sama dengan kita dan Dia adalah Allah yang hidup. Dia bukan hanya Allah yang menjadi kebutuhan utama manusia, tetapi Dia adalah Allah yang menunjukkan pemeliharaan dan pemeliharaan itu tidak mungkin gagal.

Ayat 36 mengatakan bahwa mereka melihat Yesus namun mereka tidak percaya. Mereka tidak percaya karena: Pertama, karena mereka buta. Tetapi meskipun mereka buta, Bapa kita adalah Bapa yang penuh dengan anugerah. Tanpa anugerah yang Bapa berikan kepada mereka, mereka tidak mungkin bisa datang kepada Dia dan percaya. Bahkan dalam ayat 66 dikatakan bahwa Bapa harus menarik dan menuntun mereka. Tanpa tarikan dan tuntunan dari Bapa, mereka tidak mungkin datang dan mereka pasti binasa.

Di dalam Kisah Para Rasul 6:7, imam-imam adalah orang yang melawan Yesus dengan keras. Tetapi ketika tiba waktunya, Tuhan menarik mereka untuk datang kepada Kristus. Orang-orang yang melawan Yesus diubahkan. Mengapa mereka percaya, padahal dulu mereka tidak percaya? Merekalah yang menyalibkan Yesus. Mungkin mereka hadir dan menyaksikan semua mujizat itu, namun mereka tidak melihat dan mereka tidak bisa percaya. Mereka hanya bisa percaya jika Allah menarik dan membawa mereka kepada Kristus. Tetapi sebelum mereka percaya, Yesus berkata bahwa Ia telah diberikan oleh Bapa sebagi anugerah. Maka Yesus berkata bahwa jika memang mereka adalah umat Allah, ketahui bahwa Allah telah memberi anugerah itu di dalam diri-Nya.

Bapa memang memberi, tetapi Dia juga memberi diri-Nya kepada kita supaya kita diselamatkan. Dan jika kita percaya kepada Dia setelah Bapa membawa kita kepada-Nya, Dia akan menerima semua yang percaya dan menjaganya supaya kita tidak hilang. Bahkan jika kita sudah mati secara lahiriah, di akhir zaman nanti Dia akan membangkitkan kita. Dan setelah kita bangkit, kita akan bersekutu dengan Allah selama-lamanya.

Allah kita bukan hanya Allah pemberi hidup, tetapi Allah ini adalah Allah penjamin hidup sehingga keselamatan tidak hilang.

Banyak orang yakin masuk surga. Mengapa kita yakin masuk surga? Kita memiliki keyakinan masuk surga setelah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, bukan karena kita sanggup untuk memelihara keselamatan, tetapi karena Allah – di dalam Kristus – memelihara keselamatan kita.

Perjumpaan pertama dengan roti hidup menghasilkan kehidupan secara spiritual, namun kita harus terus-menerus berjumpa dengan Dia supaya kita terus terpelihara juga di dalam keselamatan. Dan perjumpaan itu tidak terjadi melalui pembicaraan Allah langsung dari surga.

Yudas 1:2-4 mengindikasikan kepada kita bahwa Allah tidak lagi berbicara seperti Dia bicara pada nabi dan rasul. Setelah rasul- rasul berhenti, sudah tidak ada lagi. Maka hari ini kita tidak akan mendengar Allah berbicara dari langit. Karena pewahyuan sudah selesai, Dia tidak akan angkat kita untuk naik ke surga dan berbicara dengan Dia. Alkitab berkata bahwa tidak ada orang yang naik ke surga kecuali hanya Allah yang turun dari surga.

Pilihan ada di tangan kita. Mau percaya kepada hal-hal yang spektakuler, atau roti yang turun dari surga dan berbicara kepada kita melalui Alkitab yang ada di tangan kita?

Percayalah kepada Kristus yang telah hadir sebagai roti hidup 2000 tahun yang lalu dan yang hari ini menyatakan diri dan berbicara kepada kita melalui Alkitab!

Apakah kita mau percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat? Karena Dia berkata bahwa jika kita tidak makan tubuh-Nya dan minum darah-Nya (percaya kepada Dia), maka kehidupan yang kekal tidak pernah ada dalam hidup kita.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah – YC)