Eksposisi Kitab Yudas #1

Posted on
Yudas 1:1-25
Pdt. Johanis P. Kamuri, M.Th., M.Hum.
 

Setelah Yudas memperkenalkan dirinya dan bagaimana relasinya dengan Yesus dan Yakobus, kemudian dengan jemaat, sekarang dia mulai mengidentifikasi jemaatnya. Sampai hari ini para penafsir tidak tahu surat itu ditujukan untuk siapa. Tetapi paling tidak Yudas mengidentifikasikan mereka dengan tiga kalimat ini, “kepada mereka yang terpanggil”, “yang dikasihi dalam Allah Bapa”, dan “yang dipelihara untuk Yesus Kristus”. Hal ini berbicara mengenai gereja yang sejati. Hal ini menjadi menarik karena dia tidak memberikan surat ini kepada gereja yang tertentu. Istilah “dikasihi” seharusnya diterjemahkan “dikuduskan oleh Allah dan yang dipelihara untuk Yesus Kristus.” Sehingga dari tiga poin ini kita akan melihat mengenai gereja yang sejati.

Gereja yang sejati adalah orang-orang yang menerima panggilan Allah. Secara teologis kita membedakan dua macam panggilan Allah. Yang pertama bersifat umum, yaitu firman Allah yang diberitakan kepada semua orang ketika seorang Hamba Tuhan berkhotbah. Tetapi pada saat yang lain,
di dalam konteks teologia Reformed, kita juga mengenal satu istilah yang lain, yaitu panggilan efektif. Ketika Firman Allah diberitakan, atau ketika
kita membaca firman Tuhan, melakukan meditasi atau merenungkan firman Tuhan, kita mendengar firman Tuhan atau dalam konteks tertentu terkadang kita tidak mendengar firman Tuhan, tetapi firman Tuhan itu seolah muncul di dalam ingatan kita dan Roh Kudus bekerja melaluinya sehingga kita mengerti, kita mengenal Allah dan hidup kita berubah. Gereja adalah orang-orang yang menikmati panggilan yang kedua ini. Gereja yang sejati bukan hanya orang-orang yang terpanggil melalui panggilan yang umum. Gereja yang sejati adalah orang-orang yang telah berjumpa dengan firman Allah dan Roh Kudus yang bekerja melalui firman Allah yang dia jumpai itu. Sehingga dia bukan hanya mengerti, tetapi dia juga mengenal Allah yang sejati melalui firman Allah yang dia dengarkan dan mengalami perubahan hidup.

Yohanes 17:3 mengatakan bahwa inilah hidup yang kekal, yaitu mereka mengenal Allah dan mengenal Yesus Kristus yang Dia utus. Ketika mereka mengenal Allah yang sejati, pada saat itulah mereka menikmati keselamatan dan hidup yang kekal. Gereja dipanggil untuk keluar dari diri sendiri kepada Kristus. Hal ini adalah panggilan yang menjadikan musuh Allah sebagai sahabat, bahkan menjadi anak-anak Allah. Panggilan efektif adalah panggilan yang membuat kita keluar dari diri yang berdosa ini dan menikmati hidup sebagai anak-anak Allah. Maka panggilan efektif selalu dimulai dari satu hal, yaitu keluar dari diri sendiri. Gereja yang sejati adalah gereja yang keluar dari diri mereka, bukan menikmati diri atau menikmati sesuatu yang bisa dinikmati oleh dirinya, tetapi keluar untuk menikmati persekutuan dengan Kristus yang memanggil dia. Tetapi ada ciri yang kedua, yaitu mereka keluar dari dosa kepada kekudusan.

Allah menjadikan gereja sebagai gereja yang natural. Kita adalah gereja yang natural, yang masih memiliki kecenderungan untuk berdosa, tetapi pada saat yang sama kita adalah manusia-manusia yang supranatural yang diberikan Allah untuk melawan kuasa dosa, bahkan kecenderungan berdosa di dalam diri kita. Kita ada di dalam Kristus, berarti kita tidak hanya manusia yang natural yang bergumul dengan dosa.

Salah satu isu utama pada masa itu adalah pergumulan mengenai pengajaran yang sesat dan kekudusan hidup. Gereja yang sejati adalah gereja
yang dipanggil oleh Allah. Tetapi kata “yang terpanggil” itu implikasinya adalah mereka yang meresponi panggilan. Jika seandainya Allah “memanggil”, dan Allah tidak menggerakkan kita dan tidak memampukan kita untuk meresponi Dia, maka kita tidak akan menjadi orang-orang yang terpanggil. Istilah “kepada mereka yang terpanggil” mengandaikan dua hal: pertama, ada panggilan Allah dan yang kedua, ada respon dari orang-orang yang menikmati panggilan Allah itu. Sehingga hal yang perlu kita pikirkan adalah, kapan terakhir kali kita yang menyebut diri sebagai gereja ini meresponi panggilan Tuhan? Kita sering mendengar kata anugerah yang tidak dapat ditolak. Anugerah yang tidak dapat ditolak itu bukan karena Allah memaksa kita meresponi anugerah Tuhan. Anugerah itu tidak dapat ditolak oleh karena Allah melalui pekerjaan Roh Kudus yang membuka pikiran kita untuk mengerti firman Allah, mengerti kondisi kita, mengerti kebutuhan-kebutuhan kita akan Allah dan firman-Nya, maka dengan sendirinya kita akan datang kepada Allah. Pernahkah kita mengalami situasi ini? Allah bekerja dengan anugerah yang tidak mungkin ditolak. Dia tidak memaksa kita, tetapi kita merasa tercerahkan dengan kebenaran firman Allah sehingga kita tidak bisa tidak datang untuk memberi respon yang tepat kepada Allah. Dan salah satu respon yang dapat diukur adalah perubahan hidup. Kita harus keluar dari dosa kepada kekudusan ini mengenai perubahan hidup. Perubahan hidup dimulai dari satu perubahan yaitu perubahan cara pikir.

Di dalam Efesus 4:23 Paulus berkata bahwa, “Supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu.” Perubahan cara pikir adalah hal yang sangat penting. Hal ini ditegaskan oleh Paulus di dalam Roma 12:1-2. Ayat ini memiliki permintaan, yaitu mempersembahkan tubuh. Lalu permintaan di dalam ayat 2 adalah jangan menjadi serupa dengan dunia ini. Tetapi hal ini tidak mungkin terjadi kecuali jika kamu mengalami pembaharuan akal budi. Pembaharuan hidup dimulai dari pembaharuan cara pikir. Kita bisa ada di dalam satu situasi yang sama, tetapi kita dapat meresponi situasi itu dengan cara yang berbeda karena cara pikir yang berbeda. Sebenarnya masalah terbesar bukan ada di luar sana, tetapi masalah terbesar itu ada di dalam diri kita sendiri. Ketika kita berjumpa dengan situasi-situasi yang menyenangkan, kita bisa saja tidak menikmati situasi itu justru karena pikiran kita memberikan petunjuk kepada kita bahwa itu bukanlah sesuatu yang dapat dinikmati. Ada banyak anugerah dan berkat Tuhan, tetapi cara pikir kita dapat membuat kita tidak menikmati semua itu. Yang paling penting bagi kita adalah kehadiran Tuhan bersama-sama dengan kita. Jika Tuhan memanggil gereja yang sejati, hal pertama yang Tuhan kerjakan di dalam kehidupan gereja adalah mengubah cara pikirnya. Sehingga jika kita menyebut diri sebagai gereja yang sejati tetapi tidak pernah mau mengalami perubahan cara pikir, ada masalah dengan diri kita. Barulah yang kedua
mereka menikmati perubahan cara hidup. Orang benar disebut sebagai orang benar karena mereka memilih jalan yang benar. Orang fasik disebut sebagai fasik karena mereka tahu jalan yang benar tetapi dengan sadar mereka memilih jalan yang lain yang jelas bukan jalan yang benar. Kita bisa hidup di dalam gereja, kita bisa mengerti firman Allah, tetapi menjalani jalan hidup orang fasik. Tetapi jika kita berjumpa dengan Allah yang sejati, Allah sejati itu bukan hanya mengubah cara pikir kita, tetapi dia akan mengubah cara hidup kita. Dia akan mengubah kita, mengubah hati kita, sehingga kecenderungan hati kita adalah kecenderungan kepada Allah dan kebenaran-Nya. Dari perspektif ini kita dapat melihat gereja yang sejati adalah gereja yang suci. Orang-orang yang dipanggil oleh Allah melalui panggilan efektif, dan jika itu adalah panggilan yang efektif, maka kita adalah orang-orang yang telah meresponi panggilan Allah, keluar dari diri menuju kepada Kristus, keluar dari dosa menuju kepada kudusan hidup. Dan untuk mengalami hal ini harus terjadi perubahan cara pikir, dan yang kedua barulah terjadi perubahan cara hidup. Kita sebagai gereja, panggilan kita adalah panggilan yang suci. Hal ini berkaitan dengan beberapa hal. Pertama, yang memanggil kita adalah Allah yang suci. Yang kedua adalah berkaitan dengan sarananya. Urusan gereja yang sejati adalah kesucian hidup. Pertama karena sumbernya. Allah yang memanggil gereja untuk datang kepada Dia adalah Allah yang suci. Kedua, sarana yang diberikan agar gereja dapat meresponi panggilan itu juga suci. Bagaimana mungkin orang yang dipanggil oleh Allah yang suci, bergumul melalui firman Allah yang suci, dipimpin oleh Roh Kudus yang disebut juga sebagai Roh yang suci, lalu kemudian terus berkubang di dalam dosa? Gereja berurusan dengan kesucian karena panggilan ini juga memiliki pengaruh terhadap cara pikir dan cara hidup yang suci. Gereja berurusan dengan kesucian hidup, karena panggilan ini memiliki tujuan yaitu untuk memuliakan Allah yang suci dan
membawa kita perlahan-lahan berjalan menuju ke sorga yang suci. Mengapa Yudas merasa ini adalah sesuatu yang penting untuk dibicarakan kepada jemaat? Persoalan pertama adalah ajaran yang sesat dan persoalan kedua adalah amoralitas di dalam jemaat. Yudas seolah-olah ingin mengatakan bahwa ingatlah panggilanmu adalah panggilan yang suci. Gereja yang sejati adalah gereja yang suci. Bagaimana mungkin jemaat yang dipanggil oleh Allah yang suci itu membiarkan diri dan pikiran mereka disesatkan oleh ajaran-ajaran yang bukan firman Allah, yang jauh dari firman Allah yang suci? Bagaimana mereka membiarkan seluruh tubuh mereka melayani hal-hal yang tidak suci? Tetapi bukankah ini juga dapat diaplikasikan kepada kita jika kita menikmati panggilan Allah yang sejati, yang menjadikan kita sebagai gereja yang sejati? Panggilan dari Allah yang
sejati melalui firman-Nya yang suci, melalui pekerjaan Roh Kudus yang disebut sebagai Roh suci seharusnya mengubah cara pikir dan hati kita, juga mengubah cara hidup kita sehingga hidup kita adalah hidup untuk menyenangkan hati Tuhan. Gereja yang sejati adalah gereja yang berusaha untuk mempertahankan kesucian hidupnya.

Yang kedua, Yudas bukan hanya berbicara mengenai orang-orang yang terpanggil oleh Allah, tetapi dia juga mengatakan bahwa yang dikasihi dan
dikuduskan di dalam Allah Bapa. Gereja yang sejati adalah gereja yang dikuduskan oleh Bapa, maka kita perlu mendefinisikan apa itu kudus. Kita dapat mendefinisikannya terkait dengan tujuan.

Di dalam Perjanjian Lama, kudus berarti dipisahkan. Dikatakan bahwa imam-imam itu dikuduskan bagi Allah, artinya mereka dipisahkan dari antara orang Israel (12 suku). Imam-imam ada di dalam kelompok orang Lewi yang dikhususkan bagi Allah. Istilah kudus berarti dipisahkan dengan tujuan untuk didedikasikan atau ditahbiskan untuk melayani Allah. Inilah yang terjadi kepada para imam. Petrus mengatakan bahwa mereka dipanggil keluar dari kegelapan menuju kepada terang Allah yang ajaib. Tetapi segera setelah itu dia mengatakan “Kamu adalah imamat yang rajani.” Gereja yang sejati bukan hanya gereja yang menghidupi kehidupan yang suci, tetapi gereja yang sejati adalah gereja yang sadar bahwa mereka dipanggil untuk melayani Tuhan. Saya tahu bahwa tidak semua orang yang melayani Tuhan adalah gereja yang sejati, tetapi semua gereja sejati pasti memberi diri untuk melayani Tuhan. Ini merupakan dua hal yang berbeda. Maka tidak semua yang melayani adalah umat Allah yang sejati. Tetapi semua umat Allah yang sejati pasti melayani. Karena ketika Allah menyelamatkan mereka, Bapa mengkhususkan mereka untuk melayani Dia.

Ketika Allah menyelamatkan kita, Dia memanggil kita secara efektif, kita meresponi panggilan firman Tuhan ini. Kita dipisahkan untuk melayani Dia. Tetapi di dalam seluruh hidup kita, bahkan kita akan mengalami pengudusan. Proses yang dikerjakan oleh Allah di dalam kehidupan kita dan proses itu mungkin saja menyakitkan. Ada banyak cara yang dipakai oleh Allah untuk mengarahkan kita kepada kekudusan hidup. Terkadang Allah justru membiarkan orang yang berdosa itu menikmati dosanya, bahkan dia bisa mendapatkan keuntungan dari dosa-dosanya dan pada akhirnya dia tidak pernah memiliki keinginan untuk kembali kepada Tuhan. Tetapi jika kita melakukan suatu dosa dan Allah menghukum dan Allah menarik kita untuk kembali kepada Tuhan, bukankah ini jadi lebih baik?

Allah akan menyingkirkan dosa melalui firman-Nya atau melalui proses yang bahkan menyakitkan seperti Allah tahu bahwa ini adalah ranting yang seharusnya berbuah, tetapi dia tidak berbuah secara maksimal, maka dia harus dibersihkan. Tetapi bukan hanya proses pengudusan yang Allah kerjakan, tetapi Allah memberikan anugerah-Nya di dalam kehidupan kita melalui hati yang baru. Allah terus memperbaharui hati kita. Kecenderungan-kecenderungan yang baru, hati yang baru yang berpadanan dengan natur Allah yang suci, hidup yang baru, yang berpadanan dengan
kehendak-kehendak Allah yang suci. Sehingga mau tidak mau jika kita adalah benar orang Kristen yang sejati yang telah diselamatkan oleh Tuhan, kita akan mendapati ada perubahan, entah sadar atau tidak, suatu saat mungkin kita bisa berkata bahkan kepada diri sendiri mengapa kita bisa menyukai hal baik padahal dulu tidak. Ketika kita mulai menyukainya, kita melewati proses yang begitu sulit, tetapi Allah memberikan anugerah di dalam hati kita hati yang baru, Roh yang baru, kecenderungan yang baru.

Allah akan menyingkirkan dosa melalui firman-Nya atau melalui proses yang bahkan menyakitkan seperti Allah tahu bahwa ini adalah ranting yang seharusnya berbuah, tetapi dia tidak berbuah secara maksimal, maka dia harus dibersihkan. Tetapi bukan hanya proses pengudusan yang Allah kerjakan, tetapi Allah memberikan anugerah-Nya di dalam kehidupan kita melalui hati yang baru. Allah terus memperbaharui hati kita. Kecenderungan-kecenderungan yang baru, hati yang baru yang berpadanan dengan natur Allah yang suci, hidup yang baru, yang berpadanan dengan
kehendak-kehendak Allah yang suci. Sehingga mau tidak mau jika kita adalah benar orang Kristen yang sejati yang telah diselamatkan oleh Tuhan, kita akan mendapati ada perubahan, entah sadar atau tidak, suatu saat mungkin kita bisa berkata bahkan kepada diri sendiri mengapa kita bisa menyukai hal baik padahal dulu tidak. Ketika kita mulai menyukainya, kita melewati proses yang begitu sulit, tetapi Allah memberikan anugerah di dalam hati kita hati yang baru, Roh yang baru, kecenderungan yang baru.

Pertanyaannya sekarang adalah, apakah itu pernah terjadi dalam kehidupan kita? Pernahkah kita mengalami pengalaman yang sedemikian? Karena gereja yang sejati pasti diproses oleh Allah di dalam kekudusan sehingga kemudian mereka bukan hanya melayani Allah, tetapi mereka melayani Allah juga di dalam kekudusan, mereka bertumbuh juga di dalam kekudusan.

Allah memberikan hati yang baru. Dia bukan hanya menyingkirkan dosa dari kehidupan kita, tetapi sekarang Dia memberikan satu kecenderungan dalam hati kita untuk aktif melakukan sesuatu yang benar di hadapan Allah. Di sini kita dapat membandingkan dengan orang-orang yang mungkin tidak percaya, tetapi juga melakukan sesuatu yang baik. Seorang penulis mengatakan bahwa kita harus membedakan antara kekudusan sejati dengan kekudusan yang palsu. Kesucian mendorong kita untuk datang kepada Kristus dan Kristus mendorong kita kembali untuk datang kepada kesucian sehingga kita tidak mungkin bisa melakukan sesuatu yang baik di luar Kristus. Ada orang-orang yang dapat melakukan kebaikan dan
pada akhirnya kebaikannya menjadi penghalang bagi dia untuk datang kepada Kristus. Kita dapat melakukan sesuatu yang baik tanpa mengenal Allah. Tetapi pada saat yang sama, Alkitab memanggil kita untuk melakukan lebih dari itu. Kita bukan hanya melakukan sesuatu yang baik hanya karena hati nurani kita menahan kita, tetapi kita melakukan sesuatu yang baik karena memang Allah memimpin kita, Allah telah melahirbarukan kita dan mengubah pikiran dan hati kita. Kekudusan yang palsu orientasinya hanya kepada hal-hal yang ada di luar. Ini dapat terjadi kepada kita sebagai orang Kristen. Orang yang melayani selalu dianggap sebagai orang yang baik. Orang yang tidak mencuri adalah orang yang baik, oleh karena ada penerimaan dari masyarakat atau oleh karena penerimaan dari orang-orang yang ada di sekitarnya. Maka kita akan menemukan bahwa mereka yang menghidupi kekudusan yang palsu, kekudusan mereka tidaklah konsisten.

Ibrani 6:4-5 berbicara mengenai orang yang hadir di dalam gereja, menikmati hal-hal yang baik, yang diberikan oleh Allah kepada gereja sebagai anugerah Tuhan, bahkan mereka terlibat di dalamnya. Yang membedakan kesucian yang sejati, yang lahir dari pengenalan terhadap Allah adalah konsistensinya. Tetapi jika ini adalah kekudusan yang palsu, kita akan menemukan orang yang begitu bersemangat di awal, sampai di akhir hidupnya kita tahu dia terhilang. Kekudusan yang palsu berorientasi kepada hal-hal yang terlihat kudus secara eksternal, tetapi bukan lahir dari dalam, sesuatu yang dikerjakan oleh Allah. Ciri yang kedua, jika ini palsu, mereka bukan hanya tidak konsisten, tetapi mereka tidak mungkin bertumbuh melaluinya. Jika kita melakukan sesuatu yang benar oleh karena Allah mendorong kita setelah dia menyelamatkan kita, maka kita akan bertumbuh di dalam kekudusan. Tetapi jika sebaliknya, kita melakukan sesuatu yang benar, sesuatu yang baik tetapi kita tidak bertumbuh, maka kita bisa mengevaluasi, jangan sampai ini menjadi sesuatu yang palsu.

Gereja yang sejati adalah gereja yang dipanggil oleh Allah untuk menikmati kehidupan yang suci. Tetapi kesucian yang dituntut oleh Allah dari kita adalah kesucian yang sejati.

Yang Ketiga, mereka bukan hanya dipanggil untuk menikmati keselamatan dan hidup kudus, tetapi gereja yang sejati adalah gereja yang akan dipelihara oleh Allah. Benar bahwa kita akan berjuang untuk menggenapi panggilan Tuhan, menjalani kekudusan hidup, tetapi sering kali memang panggilan Tuhan bagi kita dan kekudusan hidup menghasilkan sukacita, berkat-berkat, damai sejahtera. Kita menyukainya. Tetapi bukankah hal ini terkadang juga bisa hilang? Tuhan mengizinkan hilang dan penderitaan merebut semuanya itu karena kita mempertahankan kesucian hidup, karena kita sadar panggilan ini adalah panggilan yang mulia maka kita akan kehilangan banyak hal.

Hidup menjadi Kristen pada masa itu tidaklah mudah. Yesus memanggil kita untuk menjadi Kristen dengan cara menyangkal diri dan memikul salib. Yudas mengatakan bahwa ciri mereka yang menderita karena iman yang sejati adalah mereka akan dipelihara di dalam Kristus. Allah akan memelihara iman mereka. Bukan hanya itu, Allah akan memampukan mereka untuk berjuang sampai akhir sehingga mereka tidak murtad. Persekutuan dengan Kristus telah terjadi ketika kita diselamatkan. Dan justru karena kita telah dipersekutukan dengan Kristus maka itu tidak mungkin hilang. Persekutuan dengan Kristus sudah terjadi, maka seharusnya kita tidak perlu kuatir untuk hilang karena penderitaan yang ada (Yoh. 10:27-30).

Iman yang sejati membawa kita ke dalam pergumulan, berarti membawa kita ke dalam begitu banyak kesulitan yang mungkin saja menggoncang
iman kita. Tetapi jika itu iman yang sejati, maka Tuhan akan memelihara iman kita. Tetapi hal yang kedua, persekutuan dengan Allah sudah terjadi, Dia yang akan memelihara kita, tetapi persekutuan dengan Allah adalah persekutuan yang juga harus diperjuangkan hari demi hari. Kita hanya bisa bertahan di dalam pergumulan jika kita ada di dalam persekutuan dengan Allah. Dan kabar baiknya, kita yang sudah diselamatkan oleh Allah sudah ada di dalam persekutuan dengan Allah. Tetapi karena kita masih hidup di dalam dunia, kita juga perlu memperjuangkan persekutuan dengan Allah. Sehingga yang terpanggil untuk setia kepada Kristus bisa kita bagi menjadi dua. Pertama, setia kepada Kristus karena Dia yang memberikan kesetiaan itu, tetapi juga setia kepada Kristus karena mereka berjuang untuk mempertahankan kesetiaan itu. Allah yang menjaga umat-Nya dan membuat umat-Nya setia itu adalah Allah yang memberikan sarana-sarana tertentu agar umat-Nya bisa setia. Sarana pertamanya adalah bersekutu dengan Allah. Kita hanya bisa bertahan jika kita terus ada dalam persekutuan dengan Allah. Pertama tentu saja melalui firman Allah dan yang kedua adalah doa. Pertanyaannya sekarang adalah, apakah hal itu ada di dalam kehidupan kita? Gereja yang sejati bukan hanya dipanggil untuk hidup dalam kekudusan, tetapi gereja yang sejati dipanggil untuk hidup dalam kekudusan dan bertahan sampai akhir. Ini tidak berarti kita tidak pernah gagal dan jatuh, tetapi kita pasti akan bangkit sekali lagi karena kita ada di dalam Kristus dan Kristus memelihara kita melalui berbagai sarana termasuk firman dan doa.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh Pengkhotbah – YC)