Yudas 1:17-19
Pdt. Johanis P. Kamuri, M.Th., M.Hum.
Ayat 1-2 berbicara bahwa Allah sangat menghasihi gereja, menyelamatkan mereka dan menjadikan mereka sebagai hamba-Nya. Mereka dipelihara sampai hari di mana Kristus datang. Allah menjamin keselamatan mereka.
Ayat 3 berbicara mengenai keselamatan yang dianugerahkan oleh Allah. Allah bukan hanya menganugerahkan Kristus, tetapi juga menganugerahkan iman sehingga kita bisa percaya kepada Dia. Maka mereka dinasihati agar tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan melalui orang-orang kudus. Karena kita adalah umat pilihan Allah, maka kita memiliki tanggung jawab untuk mempertahankan iman. Kita harus bertanggung jawab atas iman. Mengapa? Pada saat itu di dalam konteks kehidupan jemaat ada orang-orang yang telah menyusup masuk ke dalam gereja dan menyebarkan ajaran sesat melalui perkataan mereka dan memberikan teladan hidup yang tidak sesuai dengan kehendak Allah sehingga iman harus dipertahankan secara serius.
Di dalam ayat 5-16 Yudas mendeskripsikan secara jelas siapa mereka, bagaimana cara hidup mereka, dan kemudian Yudas mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang pasti akan dibuang oleh Allah jika mereka tidak memanfaatkan waktu yang Allah anugerahkan untuk kemudian mengalami pertobatan.
Tetapi pada ayat 17-23 subjeknya berubah. Bukan lagi berbicara mengenai orang-orang yang melawan Allah, tetapi berbicara mengenai umat Allah yang sejati. “Tetapi kamu saudara-saudaraku yang kekasih” memiliki tone yang berbeda. Ia berbicara mengenai gereja yang sejati. Dan ketika ia berbicara mengenai gereja yang sejati, hal itu mengingatkan mereka mengenai apa yang terjadi di dalam jemaat.
Istilah “akhir zaman” di dalam Perjanjian Baru mengacu kepada dua hal: pertama, hari penghakiman, hari di mana Kristus datang untuk menghakimi manusia. Tetapi yang kedua, istilah akhir zaman tidak jarang digunakan untuk mendeskripsikan masa antara kedatangan pertama dan kedatangan yang kedua. Berarti hal ini juga berbicara mengenai masa di mana kita hidup karena kita hidup di antara kedatangan Kristus yang pertama dan kedatangan Kristus yang kedua. Hal ini didefinisikan oleh Yudas sebagai masa anugerah. Ketika orang memang melawan Allah tetapi masih ada firman, masih ada kesempatan untuk bertobat, ini adalah waktu yang dianugerahkan oleh Allah kepada kita untuk meresponi kebenaran, mengubah hidup kita mengikuti arah yang diberikan oleh kebenaran. Tetapi Yudas hari ini memberi petunjuk kepada kita bahwa masa antara kedatangan pertama dan kedatangan yang kedua adalah masa yang sangat sulit bagi gereja. Wahyu 12:10-12 berkata bahwa iblis sudah kalah. Tetapi karena ia sudah tahu bahwa ia telah kalah, maka ia bekerja dengan serius.
Ketika iblis masuk untuk menghancurkan jemaat Tuhan, ia memakai dua cara:
Pertama, aniaya. Ia akan menganiaya kita, menganiaya gereja Tuhan. Ini berbicara mengenai bahaya yang amat sangat yang dikerjakan oleh iblis. Tetapi jika iblis datang dengan aniaya untuk menghancurkan gereja, biasanya dia akan gagal. Gereja semakin dibabat akan semakin merambat. Ketika gereja dianiaya maka gereja sejati akan muncul dan justru dalam konteks aniaya maka iman dimurnikan. Orang-orang akan melihat kesaksian yang hidup dan kemudian orang-orang akan percaya kepada Allah setelah melihat gereja yang menderita.
Jika kebangkitan Yesus adalah berita bohong, mengapa ada orang yang mau mati untuk berita itu? Kemungkinan besar berita itu tidak bohong karena para rasul mau mati untuk berita itu. Maka kesaksian gereja yang teraniaya telah membuat gereja justru menjadi semakin kuat.
Cara kedua yang dipakai oleh iblis, yaitu dia masuk ke dalam gereja dan menghancurkan gereja dari dalam melalui penyesatan. Wahyu 13 mengatakan bahwa setelah iblis kalah maka ia memunculkan dua macam binatang. Binatang pertama berbicara mengenai aniaya dan binatang kedua berbicara mengenai pengajaran sesat. Binatang kedua rupanya seperti anak domba bertanduk dua tetapi suaranya adalah suara naga. Artinya ia mirip sekali dengan Kristus, tetapi ketika kita mendengar apa yang dia katakan, sebenarnya itu adalah suara iblis, bukan suara Kristus. Inilah yang terjadi di dalam konteks Kitab Yudas. Sementara aniaya berlangsung, iblis mengutus orang-orang yang mengajar ajaran sesat untuk masuk ke sana dan di dalam ayat 19 Yudas mengklaim mereka sebagai orang-orang yang tidak memiliki Roh Kudus. Kita tidak bisa berada di tengah. Kita hanya memiliki dua pilihan, yaitu dipimpin oleh Allah melalui pekerjaan Allah Roh Kudus atau kita dipimpin dan diarahkan oleh iblis melalui suara yang melawan kebenaran. Di mata Allah hanya ada dua posisi, yaitu Allah dan bukan Allah. Sehingga ketika Yudas mengatakan bahwa mereka tidak memiliki Roh Kudus, hal ini ingin mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang digerakkan oleh iblis masuk ke dalam gereja untuk menghancurkan jemaat. Bukankah ini lebih berbahaya? Gereja berpotensi dihancurkan bukan dari luar, tetapi dari dalam.
Bagaimana cara iblis bekerja di dalam jemaat Kitab Yudas untuk menghancurkannya?
Pertama, iblis bekerja dengan membutakan mata manusia secara spiritual. Kita bisa mengambil kesimpulan ini dari Yudas 1:18. Mereka hidup mengikuti hawa nafsu dan dorongan berdosa atau kedagingan diri mereka sehingga meskipun mereka hidup dalam persekutuan jemaat dan mendengar firman Tuhan, di dalam keseharian kehidupan mereka adalah perlawanan kepada Allah. Perkataan dan perbuatan mereka melawan firman Allah dan kehidupan mereka bertentangan dengan prinsip-prinsip moral dan spiritual yang ada di dalam gereja. Dan anehnya mereka bangga karena mereka merasa dirinya sebagai orang-orang yang bebas. Yang ada di dalam Kitab Yudas adalah cikal bakal ajaran gnostik. Gnostik baru muncul pada abad kedua, tetapi cikal bakalnya sudah ada di dalam abad yang pertama. Gnostik memiliki dua ajaran utama: pertama, yang bersifat daging atau lahiriah adalah sesuatu yang jahat dan yang bersifat spiritual atau rohani itu adalah sesuatu yang baik. Maka gnostik mengatakan bahwa hal-hal yang lahiriah harus ditinggalkan. Terjadi seperti pemisahan antara yang sakral dan yang sekuler. Tetapi ajaran kedua, menurut cikal bakal gnostik yaitu adalah mereka yang memiliki pengetahuan rata-rata dan mereka yang memiliki pengetahuan yang lebih tinggi. Gnostik berasal dari kata ginosko yang berarti pengetahuan yang bersifat rahasia. Pengetahuan rahasia itu seperti tulisan nabi dan tulisan rasul. Jika kita memiliki pengetahuan tersebut, maka kita adalah orang-orang yang rohani menurut mereka. Tetapi ada pengetahuan yang lebih tinggi dari hal itu. Jika relasi kita dengan Tuhan begitu dekat sehingga Dia hanya berbicara kepada kita dan tidak berbicara kepada orang lain, artinya ini merupakan sebuah percakapan unik antara kita dengan Tuhan dan inilah yang membuat status rohani mereka lebih tinggi dari yang lain. Ada Kitab Suci, tetapi mereka tidak mau dengan Kitab Suci itu. Mereka akan berbicara mengenai suatu pengetahuan yang lebih tinggi yang menyelamatkan, yaitu pengetahuan yang didapatkan di dalam relasi rahasia dengan Allah. Hal ini disebut pengetahuan rahasia karena orang lain tidak mengetahuinya. Hanya ia dan Tuhan yang tahu. Tidak ada yang bisa memverifikasinya. Hal ini membuat mereka mendapatkan posisi yang lebih tinggi di dalam jemaat karena Tuhan tidak berbicara kepada orang lain.
Alkitab menolak kesaksian kurang dari dua orang saksi. Hanya kesaksian dari dua orang saksi atau lebih yang dapat diterima. Dalam kehidupan gereja hari ini, mengenai ajaran seperti ini juga ada. Jika ada pengalaman spiritual seperti orang naik-turun sorga atau neraka, kesaksian ini harus diverifikasi oleh Alkitab dan Alkitab menolak kesaksian pribadi atau kesaksian satu orang saja.
Di dalam jemaat ini mereka melakukan dosa tetapi mereka mengatakan bahwa dosa ini justru mereka lakukan karena pimpinan Roh Kudus melalui bisikan-bisikan yang sifatnya spiritual. Orang berbuat dosa bukan hanya dengan bangga, tetapi membenarkan dosa itu dengan menunjukkan bahwa mereka memiliki relasi yang lebih dekat dengan Tuhan dari pada mereka yang hidup suci. Bukankah ini anomali? ini adalah sesuatu yang ganjil. Jika kita menghidupi hidup sebagai gereja yang sejati maka seharusnya kita hidup suci. Ketika kita berdosa, maka seharusnya kita malu. Tetapi mereka justru bangga karena mereka mengatakan bahwa mereka mendapatkan kebebasan yang sejati. Karena mereka memiliki relasi yang dekat dengan Tuhan maka mereka dapat melakukan apa saja. Ini adalah kebebasan yang palsu. Orang hidup di dalam dosa namun mereka bangga.
Seorang penulis berkata bahwa selalu ada 1000 alasan untuk berbuat dosa. Ketika kita mencuri, kita bisa mengatakan mencuri karena lapar. Kita menipu mengatasnamakan kebutuhan. Ravi Zacharias mengatakan bahwa kita bisa memanggil 1000 professor untuk membela dosa-dosa kita, tetapi hanya ada satu alasan untuk hidup suci, yaitu cinta kepada Allah. Kita memiliki banyak alasan untuk berdosa tetapi untuk hidup di dalam kekudusan hanya ada satu alasan, yaitu cinta kepada Allah. Kita bisa bertahan dalam kondisi tertekan dan penuh aniaya jika kita mengasihi Tuhan. Jika kita ingin menghidupi hidup yang suci, kita hanya memiliki satu alasan, yaitu cinta kepada Tuhan. Mengasihi Tuhan adalah kekuatan terbesar untuk membuat kita menjalani hidup yang suci.
Orang yang sadar bahwa ia tidak bisa membuat dirinya sendiri menjadi benar di hadapan Tuhan, maka hal itu membuat dirinya menjadi dekat dengan Tuhan. Jika adalah orang yang menghidupi kehidupan spiritualitas Kristen yang sejati, maka kita tidak akan menjadi semakin “sombong”, tetapi kita semakin sadar bahwa kita tidak mungkin layak untuk menghidupi kehidupan yang sedemikian dan kita sadar bahwa kita semakin membutuhkan Kristus.
Kedua, yang dilakukan oleh iblis adalah mereka hadir sebagai pemecah belah gereja yang satu (ayat 19). Mereka memecah gereja yang telah disatukan oleh Kristus dengan darah-Nya. Kita adalah gereja yang satu. Kita memang ada di dalam denominasi yang berbeda, tetapi kita adalah satu secara spiritual. Saya yakin hal ini bukan memecah belah secara hurufiah karena ayat 12 berkata bahwa mereka masih duduk makan bersama, menikmati perjamuan kasih bersama-sama. Tetapi justru inilah yang paling mengerikan, yaitu kehadiran mereka memisahkan jemaat dari Kristus, bukan memisahkan jemaat dengan jemaat lainnya. Mereka ada di dalam dan menikmati persekutuan bersama-sama tetapi menghidupi kehidupan yang tidak cocok dengan kehendak Allah. Ini adalah situasi yang mengerikan, karena jika kita ada di dalam persekutuan dengan jemaat Tuhan tetapi menghidupi kehidupan yang tidak benar, maka kita akan membuat orang-orang yang baru bertobat menjadi bergumul. Kehadiran penyesat itu tidak meneguhkan iman orang lain, tetapi justru menghancurkannya.
Iblis dapat memberikan apa saja yang kita mau, tetapi hanya satu yang tidak bisa ia berikan, yaitu persekutuan dengan Kristus. Ia bisa memberikan apapun yang kita mau agar terpisah dari Kristus.
Ketika Roh Kudus hadir, pekerjaan utama Roh Kudus adalah bersaksi tentang Kristus dan menyatakan kebenaran tentang Kristus sebagai Tuhan sehingga kita diselamatkan dan kita mempertuhankan Dia. Jika Roh Kudus bekerja, Ia akan mulai dari sana. Memperkenalkan Kristus sebagai Juruselamat sehingga hidup kita sesuai dengan kehendak Tuhan. Tidak boleh ada orang Kristen yang menginginkan keselamatan tetapi tidak menginginkan status sebagai seorang hamba. Jika tidak, kita sementara menghidupi spiriutalitas yang salah. Jika kita hanya mengenal Yesus sebagai Juruselamat, kita sementara mengenal Roh yang lain. Maka orang yang diselamatkan pasti mempertuhankan Kristus.
Roh Kudus adalah Roh kebenaran. Karena Ia adalah Roh kebenaran maka Ia akan memimpin hidup gereja yang sejati di dalam kebenaran. Ia akan menginspirasikan Alkitab yang ada di tangan kita dan Dia akan memimpin kita dengan firman Tuhan. Untuk apa Tuhan memberikan firman kalau Ia memimpin kita dengan cara yang lain? Ia pasti akan memimpin kita dengan firman karena Roh Kudus adalah Roh kebenaran. Ini adalah kekuatan atau kuasa yang Tuhan berikan untuk mendorong kita melawan dosa dan mengalahkan dosa di dalam diri.
Alkitab berkata bahwa musuh terbesar adalah diri kita sendiri. Tetapi jika Roh Kudus ada di dalam kita, Ia akan memberikan kemauan untuk melawan dosa dan memberikan kekuatan untuk menaklukan dosa. Inilah kemerdekaan sejati dan kebenaran yang sejati.
Pemimpin-pemimpin itu menawarkan kebebasan yang palsu, tetapi Roh Kudus memberikan kemerdekaan yang sejati, yaitu kemampuan bahkan kekuatan untuk menaklukan diri kita sehingga kita sanggup menyangkal diri dan sanggup memikul salib. Jika hal ini terjadi, otomatis gereja akan menjadi serupa dengan Kristus dan berbeda dengan dunia. Kita tidak akan bisa menjadi berbeda dengan dunia kecuali kita menjadi serupa dengan Kristus. Ini menjadi kunci kehidupan orang Kristen.
Paulus sebenarnya menyuarakan hal yang sama di dalam Efesus 5:18. Orang mabuk tidak pernah kehilangan kesadaran, tetapi kesadarannya menjadi minimal karena dikontrol oleh alkohol. Paulus sementara membandingkan pekerjaan anggur dengan pekerjaan Roh Kudus. Roh Kudus tidak pernah merampas kesadaran kita, tetapi setan bekerja merampas kesadaran kita.
Paulus berkata “penuh” (Yun. Pleroma) yang berbicara mengenai seluruh dimensi kehidupan kita disentuh oleh Roh Kudus, dibentuk dan dipimpin oleh Roh Kudus. Kita tidak kehilangan kesadaran tetapi kita menundukkan diri kita untuk dipimpin oleh Dia. Inilah yang membedakan gereja yang sejati dan gereja yang palsu.
Tetapi sekarang pertanyaannya adalah, jika kita tidak sama seperti mereka dan kita harus mengikuti pimpinan Roh Kudus untuk menjadi serupa seperti Kristus, bertahan di tengah-tengah pengajaran sesat, melawan godaan dan serangan iblis, bagaimana itu bisa terjadi? Dalam situasi crowded seperti itu, Yudas memberikan jalan keluar dan jalan keluar itu begitu sederhana dan sering kali jalan keluar inilah yang disingkirkan oleh banyak orang di dalam gereja.
Pada ayat 17 Yudas mengatakan bahwa untuk dapat bertahan di tengah-tengah situasi itu, ingatlah kepada perkataan rasul-rasul. Istilah “perkataan” dalam bahasa asli adalah rhematon, bukan logos. Rhematon tidak bisa ditafsirkan langsung mengenai tulisan yang diinspirasikan oleh Allah, tetapi kata “rhema” sering kali berbicara mengenai firman yang keluar dari mulut Allah sehingga kita dapat menafsirkan dua hal: pertama, perkataan rasul bisa mengacu kepada firman yang diinspirasikan sehingga dituliskan oleh para rasul. Kedua, berbicara mengenai tradisi rasuli atau hal-hal yang diajarkan oleh para rasul namun tidak dicatat, tetapi berasal dari para rasul. Jika berasal dari para rasul maka cirinya adalah ajarannya konsisten dengan apa yang tertulis.
Rahasia bertahan di tengah-tengah kesulitan yang bisa memisahkan kita dari Allah mungkin adalah aniaya, mungkin juga pergumulan-pergumulan personal kita. Tetapi hanya satu, ingatlah kepada apa yang dikatakan oleh para rasul karena firman Allah akan mendukung dan meyakinkan jiwa kita di tengah-tengah pergumulan melawan dosa. Hanya kebenaran yang akan mendukung dan menguatkan jiwa kita dalam pergumulan melawan dosa atau melawan pencobaan. Firman itu terlalu signifikan. Firman Tuhan mendukung dan meyakinkan jiwa kita di dalam perjuangan melawan dosa dan melawan pencobaan. Hal ini bukan hanya berbicara mengenai dosa, bukan hanya berbicara mengenai pergumulan-pergumulan real di dalam kehidupan kita, tetapi juga berbicara mengenai penyesatan. Jika kita sering bergumul dengan firman, maka firman akan memberikan kepekaan kepada kita sehingga kita bisa menilai kata dan tindakan yang benar dan tidak benar. Alkitab berkata bahwa kita harus menguji roh. Menguji roh tidak selalu tujuannya untuk menolak, tetapi menguji roh memiliki fungsi untuk menguji mana benar dan mana salah sehingga jika terbukti salah kita menolaknya dan jika terbukti benar kita menerimanya. Firman Tuhan adalah senjata untuk bertahan.
Mengingat adalah salah satu proses dari sekian banyak proses yang terkait dengan firman. Maka saya ingin meningatkan tiga proses yang tidak boleh tidak ada terkait dengan firman.
Pertama, setiap kali Yesus mengajar, terutama ketika mengajar terkait firman Tuhan, Dia akan mengatakan “Perhatikan cara kamu mendengar.” Jangan harap kita mengingat jika kita tidak pernah mendengar. Ketika kita datang beribadah, pilihlah waktu yang terbaik. Jangan beribadah ketika kita sudah berlelah-lelah mengerjakan hal yang lain di pagi hari. Kita bebas mau saat teduh pagi atau malam, tetapi pilihlah waktu yang terbaik. Pendengaran yang baik tidak ditentukan berdasarkan perasaan atau apakah orang yang berbicara menjengkelkan atau tidak. Orang farisi pun berhak didengar karena ajarannya benar. Allah pernah memakai ayam untuk menegur Petrus, Allah pernah memakai keledai untuk menegur Bileam. Mengapa Allah tidak bisa memakai gambar dan rupa Allah untuk mengubah kehidupan kita meskipun dia adalah orang yang menjengkelkan?
Dalam kitab Wahyu kepada 7 jemaat, ada tuntutan untuk stabil ketika melakukan kebenaran.
Sekarang Yudas menutupnya dengan mengatakan “ingatlah.” Hal ini mengandaikan firman Tuhan ada dalam pikiran dan kesadaran kita agar Roh Kudus bekerja melaluinya. “Mengingat firman” adalah pekerjaan Allah Roh Kudus. Kita yang telah diselamatkan, tentunya Roh Allah senantiasa bersiap sedia menolong kita di dalam setiap pergumulan, tetapi kita juga harus berjuang dengan firman. Penghiburan tidak di dapatkan dengan perjuangan untuk menaklukan semua pergumulan kita karena kita tidak akan sanggup untuk melakukannya. Kelegaan bukan didapatkan dengan perjuangan, karena perjuangan yang semakin hebat justru membuat kita semakin lelah. Tetapi kelegaan didapatkan dengan meletakan seluruh perjuangan kita di kaki Kristus dan kemudian Allah yang akan memberikan penghiburan kepada kita melalui firman-Nya.
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh Pengkhotbah-YC)