Supremasi Kristus: Jalan, Kebenaran & Hidup

Posted on

Yoh. 14:1-14
Pdt. J. Putratama Kamuri

Hari ini kita akan melihat jawaban Tomas kepada Yesus Kristus. Kita tahu bahwa Tomas adalah murid yang loyal. Mungkin dia adalah orang yang ragu- ragu, tetapi jika hanya m.elihat dari satu cerita mengenai kebangkitan Kristus, maka kita akan memiliki persepsi yang begitu negatif terhadap Tomas. Namun kita harus melihat semua cerita mengenai Tomas dan kita akan mendapati beberapa hal ini:

Pertama, Tomas adalah orang yang loyal dan setia. Di dalam pasal 11 dia berkata, “mari kita pergi untuk mati bersama-sama dengan Dia.” Zaman itu, hal ini memanglah karakteristik seorang murid sejati. Hadir bersama-sama dengan gurunya dan apa yang dialami dan dihidupi gurunya mereka mencontohnya. Sehingga ketika Tomas berkata bahwa ia mau mati bersama-sama dengan gurunya, itu adalah loyalitas dan kesetiaan. Tetapi kita juga dapat melihat bahwa dia adalah orang Kristen yang kritis dan tidak mudah percaya. Memang terkadang dia gagal untuk memahami, namun memang tidak ada murid-murid yang selalu sukses untuk memahami ajaran-ajaran Yesus Kristus. Kita adalah orang-orang berdosa, sama seperti Tomas sehingga kita juga sering kali gagal memahami apa yang dikatakan oleh Allah melalui firman-Nya. Tetapi salah satu kelebihan Tomas dibandingkan gereja hari ini adalah sikap kritisnya. Dia tidak mudah percaya. Dia dapat menyampaikan sesuatu yang berbeda dan hal ini juga menunjukkan keberanian dan kejujurannya.

Yesus berkata bahwa mereka seharusnya tahu kemana Yesus pergi, berdasarkan kesaksian PL. Tetapi faktanya mereka tidak tahu kemana Yesus pergi. Yang dipersoalkan oleh Tomas adalah jalan ke tempat di mana Yesus akan pergi padahal Yesus dengan jelas mengatakan bahwa Ia akan pergi ke surga, ke rumah Bapa. Yesus juga berkata jika seandainya mereka tahu Ia pergi kemana, maka mereka juga pasti tahu jalan ke situ. Tetapi Tomas berkata mereka tidak tahu Ia akan pergi ke mana dan mereka juga tidak tahu jalannya. Persoalan terbesar di dalam pikiran Tomas adalah jalan menuju ke tempat di mana Yesus Kristus ada. Maka Yesus menjawab pertanyaan Tomas, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.”

Klaim Yesus: “Aku adalah kebenaran & Akulah kehidupan” dapat kita sebut argumentasi untuk membuktikan bahwa klaim “Akulah jalan” itu benar. Jadi, ini bukanlah tiga klaim, tetapi satu klaim. Dialah jalan untuk datang kepada Bapa karena Dia adalah kebenaran dan Dia adalah kehidupan.

Apa yang dimaksudkan Yesus ketika berkata, “Akulah jalan”? Jalan merupakan akses yang menghubungkan dua titik yang terpisah dan yang Yesus maksudkan yaitu Dia adalah akses yang menghubungkan dua titik terpisah, yaitu Allah yang suci dan manusia yang berdosa. Dia adalah akses yang menghubungkan kekekalan dan kesementaraan. Dia adalah akses yang menghubungkan pencipta dengan ciptaan. Dia adalah akses yang menghubungkan bumi yang penuh dengan penderitaan dan surga yang penuh dengan sukacita. Di dalam Dialah dua titik ini berjumpa. Di dalam Dialah kita yang ada di dalam dunia yang sementara ini dapat menikmati kekekalan, bahkan hari ini ketika kita masih merupakan ciptaan yang tidak kekal, di dalam Dialah kita menikmati kehadiran pencipta. Di dalam Dialah kita yang ada di bumi yang menderita ini masih bisa menikmati sukacita kekal. Yesus berkata bahwa Dialah satu-satunya akses kepada satu- satunya harta yang paling berharga di bumi dan di surga, yaitu pribadi Allah. Salah satu makna istilah “gambar Allah” adalah persekutuan dengan Allah. Sejak PL ketika manusia dicipta sebagai gambar Allah, mereka adalah Bait Roh Kudus. Berarti, harta yang paling berharga di dalam kehidupan manusia adalah pribadi Allah berdiam di dalam diri mereka. Harta di dalam bejana yang rapuh berbicara mengenai hal ini. Ini bukan hanya berbicara mengenai sukacita surgawi, tetapi berbicara juga mengenai pribadi Allah di dalam diri manusia. Maka ketika manusia dicipta, mereka bersukacita bukan karena di dalam taman Eden mereka menikmati segala sesuatu, tetapi Adam dan Hawa bersukacita oleh karena mereka ada bersama-sama dengan Allah yang adalah sumber hidup dan sumber sukacita. Kita harus menawarkan pribadi Allah yang sejati, karena ini pula yang ia tawarkan Kristus. Adam dan Hawa bersukacita di dalam taman Eden karena Allah hadir bersama-sama dengan mereka. Harta yang paling berharga yaitu pribadi Allah telah mereka miliki, tetapi dosa memisahkan mereka dari Allah. Seorang penulis memakai istilah lubang hitam di dalam hati manusia oleh karena Allah berkata Roh-Nya tidak akan tinggal lagi bersama-sama dengan manusia. Allah meninggalkan manusia, maka dalam hati manusia itu digambarkan seperti ada lubang hitam yang begitu besar, lubang hitam yang menganga. Lubang itu tidak dapat diisi oleh apapun karena Allah adalah Allah yang maha besar. Di dalam dunia ini tidak ada yang cukup untuk mengisi lubang hitam itu. Allah ini adalah Allah yang kekal, maka tidak ada hal yang sementara yang dapat mengisi lubang hitam itu dan sejak Allah meninggalkan manusia, yang dialami oleh manusia adalah kehampaan dan kekosongan. Manusia terus mencari jalan untuk mengisi lubang itu. Manusia terus mencari kesempatan untuk mengisi lubang itu.

Hari ini kita ingin mengisi kekosongan hati kita dengan segala sesuatu yang kita perjuangkan dan kumpulkan lalu kita nikmati. Pkh. 6 memberi petunjuk kepada kita bahwa tidak ada orang yang lebih sial dan tidak ada orang yang lebih tidak beruntung dari pada orang yang memiliki 100 anak, memiliki umur yang sangat panjang, tetapi tidak menikmati semua itu. Pengkhotbah membedakan antara memiliki sesuatu dan menikmati segala sesuatu. Memiliki 100 anak bukan hanya berbicara mengenai kebanggaan, tetapi ini juga berbicara mengenai kepuasan secara seksual. Dia memiliki segala sesuatu yang diinginkan oleh manusia, tetapi dia tidak dapat menikmati hidupnya. Ini merupakan dua hal yang berbeda. Kita diciptakan dengan tubuh untuk dapat bertahan hidup melalui proses konsumsi, maka wajar kita mengumpulkan dan menikmati segala sesuatu untuk mempertahankan kehidupan lahiriah ini. Tetapi kita diciptakan dengan roh yang hanya dapat menikmati hidup ini di dalam persekutuan dengan Allah. Maka bertahan hidup melalui proses konsumsi dan menikmati hidup di dalam relasi dengan Allah, inilah yang seharusnya. Tetapi ketika manusia berpikir bahwa kehilangan relasi dengan Allah itu bukan apa-apa, maka dia akan berjuang untuk mengisi hati yang kosong itu, mengisi kehampaan dengan segala sesuatu yang dia cari dan dia kumpulkan di dalam dunia ini.

Alkitab berkata kepada kita bahwa ini adalah jalan buntu. Di sisi yang lain, manusia berusaha untuk datang kepada Allah melalui agama yang mereka buat. Menara Babel adalah contoh bagi kita. Mereka membuat jalan untuk datang kepada Allah, tetapi ini adalah jalan buntu.

Ibr. 10:19-20 berkata bahwa oleh karena darah Yesus, kita memiliki keberanian untuk menghampiri Allah. Semua jalan yang dibuat oleh manusia untuk mengisi kekosongan hidupnya di dalam persekutuan dengan Allah adalah jalan yang buntu. Kita tidak dapat melakukannya, karena persoalan yang terbesar adalah yang memutuskan relasi itu bukan manusia. Terkadang kita berpikir bahwa di taman Eden yang memutuskan relasi adalah manusia. Jika manusia yang memutuskan relasi dengan Allah, maka kita akan mendapatkan jalan untuk kembali kepada Allah. Tetapi di dalam taman Eden Allah yang memutuskan relasi itu. Oleh sebab itu manusia tidak dapat kembali kepada Allah dan Allah-lah yang harus membuat jalan untuk menjangkau manusia. Kita tidak dapat membaliknya. Dari mana kita sadar bahwa Allah- lah yang memutuskan relasi dan kemudian Allah- lah yang membangun relasi itu. Di dalam Kej. 3 setelah Allah mengusir manusia keluar dari taman Eden, Allah menutup pintu akses menuju ke taman Eden, tempat di mana Allah ada sehingga manusia tidak dapat menjumpai Dia di sana. Allah yang menutup akses itu, bukan manusia. Allah pula yang membuka jalan itu dengan cara membiarkan seekor binatang itu mati untuk menutupi ketelanjangan manusia. Maka jalan ini harus jalan yang dibuat oleh Allah. Ibr. 10:19-20 memberi petunjuk kepada kita bahwa kita memiliki keberanian untuk menghampiri Allah di dalam ruang maha suci melalui satu jalan yang baru. Jalan yang dibuat oleh manusia adalah jalan buntu. Ketika mereka mengutamakan hal-hal yang sementara atau ketika mereka mengejar hal-hal yang kekal dengan cara mereka sendiri, jalan itu adalah jalan buntu. Tetapi kemudian jalan yang berhasil adalah jalan yang dibuat oleh Allah, jalan yang dibuat oleh Kristus melewati tabir, yaitu diri- Nya sendiri melalui kematian, kebangkitan dan kenaikan-Nya. Maka Yesus dapat berkata: “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” Ini adalah kalimat yang Dia ucapkan kepada pemungut cukai dan para pelacur yang seumur hidupnya berjuang untuk mengisi kekosongan di dalam hidup mereka dengan kepuasan-kepuasan secara lahiriah. Mereka berdosa untuk mendapatkan semua yang mereka pikir dapat membuat mereka bahagia, namun pada akhirnya mereka lelah dan putus asa karena mereka tidak menemukannya. Ini adalah panggilan bagi orang Farisi, ahli Taurat, orang-orang Yahudi yang taat beragama. Mereka pikir mereka dapat menghampiri Allah melalui agama, tetapi Yesus berkata bahwa mereka adalah orang yang letih lesu dan berbeban berat karena kehampaan dan kekosongan hidup tetap ada di dalam hati mereka, di dalam pengejaran terhadap Allah melalui jalan yang sia-sia. Maka harus ada jalan yang baru ini. Jika mereka ada di dalam Yesus, maka mereka akan menemukan kepenuhan hidup yang sesungguhnya. Relasi yang diputuskan oleh Allah itu dipulihkan kembali melalui Kristus. Satu- satunya jalan untuk mengisi hati kita yang kosong dan hampa adalah Kristus. Satu-satunya jalan untuk mengatasi kehampaan di dalam hidup kita adalah Kristus.

Di dalam bahasa Yunani, “Akulah jalan” konteks aslinya memakai istilah “satu-satunya jalan” dan inilah bahaya bagi kesaksian kita karena ketika Dia berkata “Akulah satu-satunya jalan”, ini adalah sebuah klaim yang begitu eksklusif. Satu-satunya jalan berarti tidak ada yang lain. Bukan hanya eksklusif, tetapi juga ofensif. Jika Dia adalah satu- satunya, maka jalan yang lain bukan. Eksklusif dan ofensif adalah ciri dan keunikan iman Kristen. Itulah mengapa Saya percaya bahwa kita yang hidup di dalam iman Kristen senantiasa ditempatkan Allah di dalam posisi berperang. Perang tidak diciptakan oleh manusia, tetapi peperangan telah ditetapkan oleh Allah di dalam awal sejarah manusia (Kej. 3:15). Oleh sebab itu kita perlu bertanya-tanya, ketika banyak orang Kristen berusaha untuk meniadakan eksklusivitas iman Kristen dengan menelanjangi, dengan membuang ciri-ciri unik iman Kristen ini atas nama toleransi, tetapi toleransi tidak dibutuhkan lagi jika semua sudah sama. Toleransi dibutuhkan di dalam perbedaan. Maka toleransi tidak boleh meniadakan perbedaan. Jika hari ini kita sama, maka tidak perlu ada toleransi. Oleh sebab itu jika kita ingin hidup dalam toleransi, maka keunikan kehidupan Kristen jangan disingkirkan. Jika kita ingin hidup di dalam dunia yang tanpa perang dan permusuhan, maka itu adalah sesuatu yang wajar. Tetapi hal itu hanya akan kita temui di kuburan karena di kuburan tidak ada perang, tidak ada perdebatan, tidak ada permusuhan. Tetapi kita tidak dapat melakukannya. Di dalam dunia ini tidak ada yang tidak beriman. Semua orang beriman, maka beriman bukanlah hal yang salah. Tetapi salah jika kita mengimani sesuatu yang salah. Jangan membangun toleransi dengan membuang eksklusivitas dan keunikan Kekristenan. Ada orang yang berusaha menyingkirkan klaim Yesus ini dengan toleransi, tetapi, jika semua sudah sama maka toleransi tidak dibutuhkan. Di sisi lain ada pula yang malu karena Paulus juga dengan jujur berkata bahwa berita tentang Kristus adalah batu sandungan dan kebodohan. Tetapi kita juga harus ingat bahwa Yesus berkata siapa yang malu mengakui-Nya di hadapan manusia, maka Ia tidak akan mengakuinya di hadapan Bapa.

Yesus tahu bahwa berita tentang diri-Nya adalah berita yang memalukan. Mengapa kita bisa dengan mudahnya bercerita tentang orang yang menolong kita, tetapi kita sulit sekali bercerita tentang Kristus kepada orang lain? Bukankah ini sebuah berita yang dapat menjadi batu sandungan bagi kita? Berita ini berpotensi untuk melukai banyak orang dan berpotensi membuat kita dibenci, maka kita selalu berpikir ulang sebelum melakukan penginjilan.

Dialah satu-satunya jalan, sementara di sisi yang lain kita juga menemukan ada orang Kristen yang terus berkhotbah dari mimbar gereja menceritakan mengenai Kristus, tetapi menceritakan mengenai Kristus yang berbeda. Ini mengerikan. Kristus yang unik disembunyikan di bawah karpet lalu dia berkhotbah tentang hal yang menyenangkan hati manusia. Salib sebagai jalan yang harus ditempuh itu disingkirkan demi perut manusia. Ini merupakan fakta yang mengerikan. Namun saya juga harus menyampaikan bahwa Dia adalah satu-satunya jalan. Maka kita tidak pernah menikmati kepenuhan hidup, tidak pernah menikmati sukacita surgawi, kita tidak akan mungkin bisa menikmati sukacita yang besar di dalam dunia yang penuh dengan penderitaan ini di luar satu-satunya jalan, satu-satunya akses untuk menikmati relasi dengan Allah yang suci, untuk menikmati kekekalan di dalam hidup yang sementara, untuk menghadirkan pencipta di dalam hidup ciptaan yang hina ini, dan untuk menikmati sukacita di tengah-tengah dunia yang menderita. Kristus adalah satu-satunya jalan. Pertanyaannya adalah mengapa Dia adalah satu- satunya jalan untuk menikmati sukacita itu? Mengapa Dia adalah satu-satunya jalan supaya kita bisa menikmati relasi dengan Allah dan berjumpa dengan Allah?

Pertama, karena Yesus berkata bahwa Dia adalah satu-satunya kebenaran. Ini adalah sebuah klaim yang sangat berani. Tidak ada satu pemimpin agama pun yang berani untuk mengucapkan kalimat ini karena mereka tahu bahwa Allah adalah kebenaran. Dan ketika Yesus berkata bahwa Ia adalah kebenaran, apalagi jika bukan klaim keilahian? Apa arti Yesus adalah kebenaran?

Pertama, Yesus adalah kebenaran karena Dia adalah firman yang hidup (Yoh. 1:1). Ketika Dia berkata, Karena Dia adalah sang firman, berarti Dia adalah pribadi yang tidak berdosa dan tidak bersalah. Dia adalah kebenaran itu sendiri. Dia bukan hanya menikmati kebenaran, Dia bukan hanya memberitakan kebenaran, tetapi Dia adalah kebenaran itu sendiri. Bukan hanya persoalan Dia adalah pribadi yang ilahi, tetapi Dia adalah pribadi yang tidak bersalah dan tidak berdosa. Oleh sebab itu Dia dapat berkata kepada orang banyak tunjukan satu kesalahaan-Nya. Tetapi ketika berhadapan dengan Yesus Kristus, semua orang diam termasuk orang-orang yang berkata bahwa Ia sesat. Tidak ada satupun yang dapat membuktikan kesalahan Yesus karena mereka berhadapan dengan pribadi yang tidak bersalah dan tidak berdosa.

Kedua, Yesus adalah kebenaran berarti apa yang Ia katakan adalah kebenaran dan apa yang Ia lakukan itu benar. Itu sebabnya di dalam Yoh. 5:19 Yesus bersaksi mengenai apa yang Dia lakukan. Dia adalah pribadi yang benar karena apa yang Dia katakan dan apa yang Dia lakukan persis sama seperti apa yang Bapa katakan dan apa yang Bapa lakukan. Hal ini berbicara mengenai klaim Kristus, mengenai kebenaran-Nya di dalam perkataan dan juga di dalam perbuatan-Nya. Tetapi apa implikasi dari semua ini? Mengapa ini berkaitan dengan jaminan kita bahwa Dia adalah satu-satunya jalan? Jika Dia tidak berdosa, apa yang Dia katakan dan lakukan adalah benar, maka kita bisa percaya kepada perkataan-Nya. Tetapi jika apa yang Dia katakan dan lakukan adalah benar sehingga Dia adalah pribadi yang tidak berdosa, maka karya keselamatan yang Dia kerjakan bagi kita pasti berkenan di hati Allah. Hal ini berbicara mengenai kepastian keselamatan kita. Yesus adalah pribadi yang membuka diri kepada semua orang dan kita melihat Dia adalah orang yang tidak dapat dibuktikan kesalahannya. Alkitab berkata buktinya adalah Allah membangkitkan Dia dari antara orang mati. Paulus begitu memusuhi gereja, tetapi kemudian menjadi percaya karena dia berjumpa dengan Kristus yang bangkit. Mengapa perjumpaan dengan Kristus yang bangkit begitu monumental? Karena berarti Allah berpihak kepada Yesus, bukan kepada Paulus. Mengapa Tomas dan murid-murid yang ragu-ragu menjadi percaya? Karena mereka melihat bahwa apa yang dikatakan oleh Yesus adalah benar. Jika yang dikatakan oleh Yesus tidak benar, maka Allah tidak akan membangkitkan Dia. Kebangkitan adalah bukti bahwa Allah berkenan kepada seluruh karya Kristus. Oleh sebab itu Yesus berkata bahwa Ia adalah satu-satunya jalan karena perkataan, perbuatan, dan karya-Nya bukan hanya berkenan kepada Allah tetapi juga cukup untuk menyelamatkan kita.

Dia adalah kebenaran berarti kita hanya bisa mendapatkan pembenaran jika kita ada di dalam Dia. Yohanes berbicara mengenai hal ini di dalam 1 Yoh. 5:20 bahwa jika kita adalah gereja yang sejati, yang adalah umat Allah yang sejati, maka gereja yang sejati pasti ada di dalam Allah yang sejati. Jika kita ada di dalam Allah yang sejati, mengandaikan adanya sebuah persekutuan antara kita dengan Allah. Bagaimana mungkin kita yang berdosa bersekutu dengan Allah yang suci? Luther berkata tidak ada satu manusia berdosa yang sanggup untuk berdiri di hadapan Allah yang suci. Lalu apa yang memungkinkan kita ada di dalam Allah yang suci? Kita bisa ada di dalam Allah yang suci karena kita dibenarkan setelah bersekutu dengan Kristus. Kristus berkata bahwa siapa yang percaya kepada- Nya, maka dia akan ada di dalam Kristus dan Kristus ada di dalam dia. Ketika kita datang dan memiliki keberanian untuk datang ke hadapan Allah di ruang maha suci, kebenaran Kristus diperhitungkan kepada kita oleh karena dosa-dosa kita telah diperhitungkan kepada Kristus 2000 tahun yang lalu di atas kayu salib. Hanya di dalam Dia kita mendapatkan pembenaran dari Allah, dilayakkan untuk masuk ke dalam ruang maha suci. Sebelum imam besar dalam PL masuk ke ruang maha suci, ia harus terlebih dahulu disucikan supaya bisa masuk dan berjumpa dengan Allah yang suci. Di dalam ruang maha suci pinggang imam diikat oleh sebuah tali yang ada loncengnya, sehingga jika tidak ada bunyi dalam waktu yang cukup panjang, maka orang akan curiga imam sudah mati karena dihukum oleh Allah karena dia berbuat kesalahan di ruang maha suci. Fungsi tali adalah untuk menarik tubuh imam karena siapapun yang masuk ke sana pasti akan mati. Teror yang mengerikan di dalam ibadah. Berhadapan dengan Allah adalah proses yang begitu menakutkan. Hari ini kita bisa beribadah dengan bebas. Karena terlalu bebasnya kita merasa biasa saja jika datang terlambat, bahkan kita dapat berbuat apa saja di dalam ibadah. Tetapi kebebasan yang seperti ini kita dapatkan di dalam Kristus yang memberikan pembenaran kepada kita. Kita dapat berdoa di mana saja tanpa harus mengorbankan sesuatu, kita dapat datang kepada Allah karena korban yang lebih dahulu mati bagi kita. Alkitab berkata bahwa penyembah- penyembah Allah menyembah di dalam Roh dan Kebenaran. Inilah penyembah-penyembah yang benar. Penyembah-penyembah yang benar bukan hanya berbicara mengenai orang benar yang tidak pernah berbuat dosa, tetapi orang-orang yang telah memperoleh pembenaran dari Allah, kita mau beribadah bukan pergi ke Yerusalem, bukan pergi ke gunung Gerizim tetapi kita bisa beribadah di mana saja sebagai penyembah-penyembah yang benar, kita dapat berdoa di manapun, kebebasan ibadah yang sedemikian hanya kita dapatkan karena ada yang mati di atas kayu salib, karena dosa kita diperhitungkan kepada Dia sehingga yang tidak berdosa dihitung sebagai orang berdosa, sementara kita hari ini yang adalah orang berdosa.

Mengapa Dia adalah satu-satunya jalan? Karena Dia adalah kebenaran, terang yang menuntun kita supaya kita berjalan di dalam kebenaran. Ketika Yesus berkata bahwa Dia adalah satu-satunya kebenaran, maka ini adalah supremasi Kristus. Menekankan kepada kita bahwa tidak ada yang sama dengan Dia. Mengapa Dia adalah satu- satunya jalan? Karena tidak ada yang sama dengan Dia. Jika Dia adalah kebenaran, Dia adalah terang yang menuntun manusia di jalan yang benar, maka kita bisa mengerti kalimat Yohanes: “Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.” Jika kita ingin berjalan di jalan Allah, maka kita harus ada di dalam Kristus. Semua prinsip di dalam dunia ini, semua yang disebut sebagai kebenaran di dalam dunia ini, semua falsafah hidup di dalam dunia ini, semua tradisi di dalam dunia ini, ketika bertentangan dengan Kristus maka itu bukanlah kebenaran. Ajaran apapun di dalam dunia ini, termasuk agama, ketika ajarannya bertentangan dengan Kristus, menolak klaim keilahian Kristus dan hanya menganggap Kristus sebagai nabi, ajaran itu tidak dapat kita terima sebagai kebenaran karena ajaran ini bertentangan dengan ajaran Krisus yang adalah kebenaran. Lalu bagaimana dengan budaya dan tradisi? Kebudayaan dan tradisi apapun ketika memberikan prinsip-prinsip yang bertentangan dengan prinsip-prinsip yang ditawarkan Kristus kepada kita, maka semua itu tidak dapat kita terima sebagai kebenaran karena Yesus berkata bahwa Dia adalah satu-satunya kebenaran. Jika kita ingin berjalan di jalan yang benar, maka kita harus memerhatikan prinsip- prinsip yang diberikan oleh Kristus di dalam firman Allah kepada kita dan berjalanlah di sana.

Dia adalah terang manusia. Semua benefit yang ditawarkan hanya bisa kita dapatkan di dalam Dia yang adalah satu-satunya kebenaran. Oleh sebab itu Yesus berkata bahwa Ia adalah satu-satunya jalan. Maka jika orang berkata semua agama sama, saya kira itu adalah omong kosong. Agama memang mengajarkan kebaikan, tetapi kita harus ingat bahwa semua agama yang mengajarkan kebaikan tidak berarti sama-sama benar. Maka kita harus menjadi orang-orang Kristen yang cukup kritis dan cukup cerdas untuk melihat mana yang benar dan mana yang salah. Terkadang orang yang kritis adalah orang yang sanggup untuk menerima perbedaan, tetapi menerima perbedaan itu tidak sama dengan kita membuat semua menjadi sama. Jika semua sudah menjadi sama, tidak akan ada lagi kalimat: “menerima perbedaan.” Menerima perbedaan, keluasan berpikir, keluasan hati itu nampak di mana kita sadar bahwa kita berbeda, tetapi kita tetap bisa menerima keberadaan orang lain. Menerima perbedaan tidak dengan membuat semua menjadi sama, tetapi semua agama yang baik tidak sama dengan mengatakan semua agama benar. Bagaimana semua agama sama jika agama lain mengatakan Yesus bukan Tuhan dan agama lain mengatakan Yesus adalah guru? Dia adalah satu-satunya jalan karena Dia adalah satu-satunya kebenaran.

Kedua, mengapa Kristus adalah satu-satunya jalan? Karena Yesus berkata bahwa Dia adalah satu- satunya kehidupan. Sebenarnya klaim ini sudah ada di dalam Yoh. 1:4. Ketika dikatakan di dalam Dia ada hidup, berarti Yesus bukan hanya ciptaan. Kita bisa hidup karena hidup itu didapatkan dari luar, oleh sebab itu kita dapat mengalami kematian, keterpisahan dari hidup yang Allah letakkan di dalam kehidupan kita. Tetapi ketika Alkitab berkata di dalam Dia ada hidup, berarti Dia tidak dicipta, di dalam diri-Nya ada hidup dan Dia hidup selamanya. Oleh sebab Wahyu mengatakan ketika Dia datang kepada Yohanes, Dia berkata bahwa Dia adalah Alfa dan Omega. Hal ini berbicara mengenai kehidupan yang tidak ada akhirnya. Di dalam Dia ada hidup, Dia adalah pencipta, Dia adalah pemilik hidup. Bahkan ketika Dia mengatakan di dalam Dia ada hidup, berarti Dia adalah sumber hidup. Dia adalah penghulu hidup. Dia yang memberi hidup secara lahiriah kepada kita kita, Dia adalah Allah yang memberi hidup secara spiritual kepada kita. Oleh sebab itu ketika Dia berbicara mengenai roti hidup, Dia berkata bahwa Dia memberi hidup kepada kita melalui kematian dan kebangkitan-Nya.

Ibr. 10:20 berkata bahwa Dia adalah jalan yang hidup. Jalan di dalam dunia ini adalah benda yang mati, tetapi penulis Ibrani berkata bahwa Yesus adalah jalan yang hidup. Dia adalah pribadi yang memberi jalan dan memberi hidup bagi kita. Dia adalah pribadi yang di dalam Dia kita menikmati kehidupan (1 Yoh. 5:20). Anehnya, Dia memberi hidup tetapi melalui kematian-Nya. Dia adalah pribadi yang menjadi sumber hidup bagi kita. Karena Dia hidup maka Dia memberi kehidupan secara lahiriah. Tetapi supaya kita bisa mendapatkan kehidupan, maka Dia yang hidup harus mengalami kematian. Dia mati, bangkit dan naik ke sorga supaya kita menikmati hidup itu. Hal ini mengakhiri tradisi eksklusif di dalam PL. Di dalam PL orang yang boleh datang ke ruang maha suci hanya imam. Orang Israel ingin berjumpa dengan Allah tetapi tidak bisa. Tetapi yang mendapatkannya justru kita hari ini. Kita ada di dalam ruang maha suci kapanpun kita inginkan. Kita dapat menghampiri Allah kapanpun kita mau. Yesus mengakhiri eksklusivitas PL. Semua selesai ketika Dia berkata “Aku adalah hidup.”

Di dalam PL, mati berarti terpisah dari Allah. Dan ketika Dia mengatakan “di dalam Aku ada hidup”, berarti di dalam Yesus kita bersekutu dengan Allah. Paulus berkata bahwa kamu adalah Bait Roh Kudus. Kita bukan lagi datang ke Bait Allah untuk beribadah, tetapi ibadah terjadi setiap hari di dalam seluruh dimensi kehidupan kita karena Allah hidup di dalam kita. Di tengah-tengah penderitaan kita dapat berkata: “ya Abba, ya Bapa.” Begitu intimnya.

Di dalam Yoh. 14:7 Yesus berkata, “Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa- Ku.” Di dalam tradisi PL, tidak ada yang berani mengatakan bahwa ia mengenal Bapa. Yesus mendobrak tradisi ini. Yesus berkata di dalam Dia kita akan menikmati relasi yang intim dengan Bapa karena melihat Dia berarti melihat Bapa. Berarti tirai itu terbelah. Kita dapat masuk dan kemudian melihatnya. Berita sukacita ini dicatat di dalam PL ketika dikatakan tirai Bait Allah terbelah. Pada masa itu jika tirai Bait Allah terbelah, orang yang melihat ke dalam pasti mati. Tetapi hari itu ada orang yang melihat proses tirai terbelah sehingga ia dapat melihat ruang maha suci dan ia tidak mati. Hanya ada dua kemungkinan: Allah sudah tidak ada di sana, atau akses untuk masuk ke sana terbuka bagi semua orang. Akses itu terbuka ketika Yesus berkata “Sudah selesai.” Akses itu terbuka sehingga kita bisa melihat ke sana. Melalui Dia kita berjumpa dan menikmati relasi yang begitu intim dengan Bapa. Klaim ini eksklusif dan ofensif.

Dia adalah satu-satunya jalan karena Dia adalah satu-satunya kebenaran dan Dia adalah satu- satunya kehidupan. Kita tidak akan menemukan hal ini selain di dalam Kristus. Maka kita akan celaka ketika kita meninggalkan atau kita menghina Kristus yang sedemikian. Kiranya firman Tuhan hari ini memanggil kita untuk datang dan menikmati persekutuan yang intim dengan Allah di dalam Kristus.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah – YC)